banner-syariah

1. Assalamualaikum para sobat gogo yang berbahagia.hhe
2. Malem ini kita bahas mengenai akad rahn yook. #rahn
3. Ada yang tahu g sob rahn itu akad yang seperti apa? #rahn
4. Akad rahn biasa dikenal dalam praktiknya sebagai gadai syariah sob. #rahn
5. Rahn dapat diartikan sebagai perjanjian pinjaman dengan jaminan sob. #rahn
6. Atau dengan melakukan penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjamannya. #rahn
7. Dalil mengenai praktik gadai ini dijelaskan pula dalam QS. Al-Baqarah: 283 yang berbunyi sebagai berikut. #rahn
8. “Jika kalian berada dlm perjalanan (dan bermuamalah tdk secara tunai), sedangkan kalian tidak menemui seorang penulis, (cont) #rahn
9. Maka hendaklah ada barang tanggungan yg dipegang (oleh orang yg memberi piutang). #rahn
10. Kemudian diriwayatkan pula dalam suatu hadis mengenai praktik gadai pada zaman Rasulullah SAW yang berbunyi: (cont) #rahn
11. ”Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah pernah membeli makanan dengan berutang dari seorang Yahudi (cont) #rahn
12. dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi kepadanya (HR. Bukhari: 2513, dan Muslim: 1603) #rahn
13. Dengan begitu praktik rahn diperbolehkan, ttp terdapat beberapa karakteristik yg mengikuti akad ini sob, antara lain:(cont) #rahn
14. Barang gadai (jaminan) dalam akad ini bertujuan untuk memberikan kepercayaan kepada pemberi pinjaman sob. #rahn
15. Kepemilikan atas brg gadai tersebut tetap milik org yg berhutang/pihak yg menggadaikan. #rahn
16. Barang jaminan ini tanggungjawab utk pemeliharaan dan penyimpanannya berada pada pihak yg menggadaikan (Rahin) sob. #rahn
17. Tetapi bisa juga kok dilakukan oleh pihak yg menerima brg gadainya (murtahin). Dan biaya yg timbul tetap harus ditanggung rahin. #rahn
18. Nah, yang perlu digarisbawahi disini sob, biaya tersebut tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjamannya lho. #rahn
19. Hal ini memiliki dasar hukum yang tercantum dlm Fatwa DSN MUI no 25 Tahun 2002 pada ketentuan poin 4 yg berbunyi: (cont) #rahn
20. “Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun (brg yg dijaminkan) tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman”. #rahn
21. Kemudian apakah barang yang digadaikan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemberi pinjaman? #rahn
22. Barang gadai tersebut tdk boleh diambil manfaatnya sob. Dasarnya adlh segala utang piutang yang mendatangkan manfaat adalah riba. #rahn
23. Tetapi ada pengecualian terhadap brg gadai yg berupa hewan tunggangan dan ternak lho. Berikut dasar dalilnya sob. #rahn
24. “Punggung hewan tunggangan yang digadaikan boleh dinaiki. Begitu pula susu hewan ternak yang digadaikan boleh diminum. (cont) #rahn
25. Akan tetapi wajib bagi yang menunggangi dan meminum susunya untuk memberi hewan-hewan tersebut makanan.” (HR. Tirmidzi: 1254) #rahn
26. Beberapa rukun dari akad rahn ini meliputi Pelaku, Obyek, dan Ijab Kabul. #rahn
27. Pelaku dari akad ini yaitu rahin dan murtahin harus cakap hukum dan baligh sob. #rahn
28. Objeknya pun juga tidak main-main, terdapat beberapa persyaratan yg harus dipenuhi, antara lain: (cont) #rahn
29. Dapat dijual kembali dan nilainya sesuai dengan hutang yang dimiliki. #rahn
30. Memiliki nilai dan dapat dimanfaatkan. Kemudian barangnya juga harus jelas sob, sehingga dpt ditentukan secara spesifik. #rahn
31. Barang yg dijaminkan merupakan milik rahin dan tidak terkait dgn orang lain. #rahn
32. Kemudian rukun yg terakhir dr akad rahn ini adlh adanya ijab kabul yg menandakan kesepakatan dua belah pihak akan terjadinya akad. #rahn
33. Dari penejasan gogo mengenai rahn tadi, mungkin ada yang masih penasaran g sama skemanya? #rahn
34. Secara umum, akad rahn ini termasuk dalam akad tabarru sob atau akan tolong menolong dan bukan akad muammalah atau perniagaan. #rahn
35. Sehingga tujuan utamanya adlh menolong sesama dgn memberikan pinjaman dgn adanya agunan/jaminan. Bukan utk mencari keuntungan sob. #rahn
36. Hal inilah yang mendasari mengapa biaya pemeliharaan dari gadai tidak boleh didasarkan pada jumlah pinjaman sob. #rahn
37. Mari kita renungkan hadis berikut ini sob (cont) #rahn
38. “Nabi melarang menggabungkan akad jual beli dan akad qardh”. (HR Abu Dawud no.3506, At-Tirmidzy no.1234) #rahn
39. Akad qardh di sini adalah utang-piutang, yang apabila menimbulkan suatu keuntungan di dalamnya dapat digolongkan ke dalam riba. #rahn
40. Sehingga kita perlu lebih mengkritisi kembali beberapa praktik yang kita temukan di lapangan sob. #rahn
41. Semuanya dengan harapan kita dapat memberikan sumbangsih untuk perkembangan akuntansi syariah ke arah yang yg lebih baik. #rahn
42. Semoga ke depannya, perkembangan akuntansi syariah di Indonesia dan dunia menjadi lebih baik lagi ya sob.  #rahn
43. Demikianlah kultweet gogo mengenai gadai syariah pada kesempatan kali ini. #rahn
44. Sampai jumpa di lain kesempatan ya sob. 
wassalam