Oleh: Elychia Roly Putri / Nelly Yulinda / Hajrahwati / Borisma Anastasia Sinaga
Penyunting Tulisan: Astrid Mega A
Keberhasilan sebuah organisasi sektor publik tidak dapat diukur semata-mata dari perspektif keuangan. Surplus atau defisit dalam laporan keuangan tidak dapat menjadi tolak ukur keberhasilan organisasi sektor publik. Oleh sebab itu, aspek pertanggungjawabannya tidak cukup hanya berupa laporan keuangan, tetapi juga harus dilengkapi dengan laporan kinerja.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi, program, atau kegiatan yang dilakukan oleh organisasi sektor publik. Pengukuran kinerja di sektor publik bukanlah hal yang mudah. Salah satu sebabnya adalah karena tidak adanya sebuah teknik atau cara yang baku untuk melakukannya.
Dalam melakukan pengukuran kinerja ada 2 jenis informasi yang digunakan, yaitu informasi finansial dan informasi non-finansial.
Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Analisis varians ini secara garis besar berfokus pada 2 hal, yaitu varians pendapatan dan varians pengeluaran.
Sedangkan informasi non-finansial digunakan untuk menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Jenis informasi ini dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci (key variable) atau sering juga dinamakan key success factor. Variabel kunci ini merupakan variabel yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi sebab kesuksesan organisasi.
Variabel kunci memiliki beberapa karakteristik, antara lain: (1) menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi; (2) sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat; (3) perubahannya tidak dapat diprediksi; (4) jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera; dan (5) variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung atau melalui ukuran antara (surrogate). Contohnya unit kerja perusahaan air minum diukur dari jumlah debit air yang terjual, PLN diukur dari kWh yang terjual.
Hal yang dilakukan selanjutnya setelah mengidentifikasi variabel kunci adalah mengembangkannya menjadi indikator kinerja. Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama organisasi dan indikator kinerja kunci.
Faktor keberhasilan utama (critical success factors) adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan non-finansial pada kondisi waktu tertentu. Critical success factors ini harus secara konsisten mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Sedangkan indikator kinerja kunci (key performance indicator) merupakan sekumpulan indikator yang dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non-finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini dapat digunakan oleh manajer untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja. Penggunaan indikator kinerja penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif.
Indikator untuk tiap-tiap unit organisasi berbeda-beda, tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan. Dalam penetuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan 5 komponen berikut, yaitu :
- biaya pelayanan,
- penggunaan,
- kualitas dan standar pelayanan,
- cakupan pelayanan,
- kepuasan (satisfaction).
Apa yang diukur dalam proses pengukuran kinerja?
Salah satu pendekatan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah sebuah konsep yang dikenal dengan Value for Money.
Konsep Value for Money ini merupakan indikator yang memberikan informasi kepada kita apakah anggaran (dana) yg dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi masyarakatnya. Dalam konsep ini, indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif.
Konsep ekonomi sangat terkait dengan konsep biaya untuk memperoleh unit input. Ekonomi berarti sumber daya input hendaknya diperoleh dengan harga lebih rendah (spending less), yaitu harga yg mendekati harga pasar.
Selanjutnya yaitu konsep Efisiensi. Efesiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
Dan yang terakhir adalah konsep Efektivitas. Efektivitas merupakan ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas lebih melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang ditetapkan.
Komentar Terbaru