Oleh: Khairurrijal Ibrahim/Yunika Dewi/Nila Munana

Asersi adalah pernyataan manajemen tentang pengelompokan transaksi dan akun terkait serta pengungkapannya di dalam laporan keuangan, baik secara eksplisit ataupun implisit. PSA 07 mengelompokkan asersi menjadi tiga kategori: (1) Asersi mengenai pengelompokan transaksi dan peristiwa dalam periode audit; (2) Asersi mengenai Saldo Akun di akhir periode; (3) Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.

Masing-masing asersi ini punya indikator yang akan digunakan dalam proses audit nantinya. Pertama, asersi tentang klasifikasi transaksi dan peristiwa dalam proses audit, dalam asersi ini, kita akan mengetahui apakah transaksi telah dicatat dengan semestinya. Tentunya dengan melihat indikatornya, yaitu, keterjadian, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, dan pisah batas.

  1. Dalam asersi keterjadian, auditor harus memeriksa bahwa transaksi yang dicatat betul-betul terjadi, misalnya transaksi penjualan barang dagang.
  2. Pada asersi kelengkapan mengharuskan auditor untuk memeriksa bahwa transaksi yang harus dicatat telah benar-benar dicatat dalam laporan keuangan.
  3. Asersi keakuratan, asersi ini mengharuskan auditor memeriksa bahwa transaksi telah dicatat dengan jumlah yang sesuai.
  4. Asersi klasifikasi mengharuskan auditor untuk memeriksa bahwa transaksi telah dicatat dengan akun yg sesuai.
  5. Asersi pisah batas dilakukan utk melihat bahwa transaksi telah dicatat dlm periode akuntansi yg tepat yakni per tanggal neraca.

Kedua, asersi tentang saldo akun yang sering kita temui dalam audit, asersi ini terdiri dari, Keberadaan, Kelengkapan, Penilaian dan Alokasi, dan Hak dan Kewajiban.

  1. Pada asersi keberadaan ini auditor akan melihat apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang ada di dalam neraca itu benar-benar ada per tanggal neraca.
  2. Asersi kelengkapan, auditor akan memeriksa bahwa semua akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan telah benar-benar disajikan.
  3. Dalam penilaian dan alokasi, auditor akan memeriksa apakah aset, liabilitas, dan ekuitas dalam laporan keuangan telah dicatat pada nilai yang tepat.
  4. Asersi hak dan kewajiban, dalam asersi ini, auditor memeriksa apakah aset telah menjadi hak dari perusahaan dan liabilitas telah menjadi kewajiban dari perusahaan tersebut.

Kita akan bahas kelompok asersi yang ketiga, yaitu asersi mengenai penyajian dan pengungkapan. Di dalam kelompok asersi ini, ada empat indikator, yaitu keterjadian, hak dan kewajiban, kelengkapan, keakuratan dan penilaian serta klasifikasi dan dapat dipahami.

  1. Keterjadian dan hak dan kewajiban, asersi ini mengharuskan auditor untuk memeriksa bahwa peristiwa yang diungkapkan telah terjadi dan merupakan hak dan kewajiban dari perusahaan. Misalnya, jika klien mengungkapkan bahwa mereka telah mengakuisisi perusahaan lain, maka asersi ini menunjukkan bahwa transaksi telah selesai.
  2. Asersi kelengkapan, sama seperti dalam dua kelompok sebelumnya, asersi ini mengharuskan auditor untuk memeriksa bahwa semua hal yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan telah benar-benar diungkapkan, misalnya semua transaksi yang materil mengenai pihak terkait.
  3. Keakuratan dan penilaian, dalam asersi ini auditor akan memeriksa apakah informasi yang diungkapkan disajikan secara wajar dan pada nilai yang tepat. Sebagai contoh, pengungkapan tentang kewajiban dana pensiun dan asumsi yang mendasari telah dijelaskan secara jelas.
  4. Asersi klasifikasi dan dapat dipahami, asersi ini berhubungan degan nilai transaksi telah diklasifikasi secara tepat dalam laporan keuangan, dan apakah penjelasan tentang nilai tersebut serta pengungkapan yang terkait dapat dipahami.

Itulah tadi jenis asersi yang biasa ditemui dalam proses audit, jadi pada intinya asersi ini akan menunjukkan apakah kegiatan yang dilakukan oleh manajemen telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Asersi manajemen inilah yang akan menjadi pertimbangan untuk auditor dalam mencapai tujuan auditnya serta menjadi dasar auditor untuk menyatakan pendapatnya (opini) atas evidence yang didapatkan selama proses audit berlangsung.

*Penyunting Tulisan: Malinda Sari Sembiring