Oleh: Nuraeni, Adi Putra Setianto, Rizqi Irma Oktavi, Yuni Ira Mulia Sari, Annisa Dwi Agustina

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran parsial dan pengukuran total. Pengukuran Parsial dapat dibentuk dalam formula rasio Keluaran/Masukan. Misalkan, Pabrik Semen Jago memproduksi  60.000 sak semen dengan menggunakan 20.000 jam tenaga kerja,  maka dapat dikatakan rasio produktivitas tenaga kerja adalah 3 (60000/20000) sak semen per jam. Jam tenaga kerja ini merupakan ukuran operasional karena unitnya dinyatakan dalam bentuk fisik. Selanjutnya, bila harga jual tiap sak semen tersebut adalah Rp50,000 dan biaya tenaga kerja adalah Rp15.000 per jam, maka produktivitas keuangannya adalah Rp 10 ((60000×50000) / (15000×20000)) per biaya tenaga kerja.

Pengukuran ini juga dapat digunakan untuk melihat bagaimana efisiensi perubahan yang dilakukan perusahaan.Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas. Misalkan contoh di atas tadi terjadi pada tahun 2013. Nah, tahun 2014 Pabrik Semen Jago memutuskan menggunakan prosedur pengolahan baru yang menurut pabrik lebih efisien. Pabrik Semen Jago mampu memproduksi 80.000 sak semen dengan menggunakan 20.000 jam tenaga kerja, maka produktivitas naik 1 unit tahun 2014. Seperti itu pengukuran produktivitas  parsial.

Pengukuran produktivitas total adalah pengukuran dari seluruh input. Pada knyataanya perusahaan memang lebih sering mengukur produktivitas dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indikator keberhasilan perusahan saja. Pengukuran produktivitas total merupakan upaya pemfokusan perhatian pada beberapa masukan yang menunjukkan keberhasilan perusahaan.

Bagaimana penghitungan pengukuran produktivitas total? Kita gunakan kembali contoh Pabrik Semen Jago. Tahun 2013 pabrik menghasilkan 60.000 sak semen, dengan menggunakan 30.000 jam kerja dan 1.200.000 kilogram bahan baku. Kemudian di tahun 2014 pabrik menghasilkan 80.000 sak semen dengan 20.000 jam kerja dan 1.450.000 kilogram bahan baku. Maka kita dapatkan produktivitas tenaga kerja 2013 adalah 3 (60000/30000) dan rasio produktivitas bahan bakunya adalah 0,05 (60000/1200000). Kemudian pada tahun 2014 produktivitas tenaga kerja adalah 4 (80000/20000) dan rasio produktivitas bahan bakunya adalah 0,0551 (80000/1450000). Penilaian pengukuran tadi disebut sebagai analisis profil produktivitas.Analisis ini mampu menunjukkan adanya pertukaran masukan (tradeoff).

Penyunting Tulisan: Malinda Sari Sembiring