Jadi, laporan keuangan ini informasi yang digunakan untuk membuat keputusan manajemen ya. Sehingga, laporan keuangan yang dibuat harus memuat karakteristik didalamnya.
Karakteristik Laporan Keuangan
Sederhananya, laporan keuangan yang baik itu harus memiliki 2 karakteristik kualitatif fundamental. Dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan PSAK disebutkan jika informasi keuangan menjadi berguna, informasi ini harus relevan (relevance) dan mempresentasikan secara tepat (faithfull representation) yang akan direpresentasikan.
- Relevansi
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang diambil oleh pengguna. Kapan informasi keuangan dikatakan relevan? Jika informasi keuangan mampu membuat perbedaan dalam keputusan dengan memiliki nilai prediktif, nilai konfirmatori, atau keduanya.
Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil kinerja perusahaan di masa depan. Informasi keuangan memiliki nilai konfirmatori jika menyediakan umpan balik tentang evaluasi sebelumnya. Nilai prediktif dan nilai konfirmatori informasi keuangan memiliki hubungan yang saling terkait. Aspek yang berkaitan dengan relevansi yaitu materialitas. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan PSAK menyatakan bahwa informasi adalah material jika penghilangan atau salah saji informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna yang berdasarkan atas informasi keuangan tentang entitas pelapor tertentu.
2. Representasi Tepat
Laporan keuangan merepresentasikan fenomena ekonomik kedalam kata dan angka. Agar dapat menjadi informasi yang berguna, selain merepresentasikan fenomena yang relevan, informasi keuangan juga harus merepresentasikan secara tepat fenomena yang akan direpresentasikan. Agar dapat menunjukkan representasi yang tepat dengan baik, 3 karakteristik harus dimiliki yaitu:
a. Complete depiction (Lengkap)
Penjabaran laporan keuangan secara lengkap mencakup seluruh informasi yang diperlukan pengguna agar dapat memahami fenomena yang digambarkan, termasuk seluruh deskripsi dan penjelasan yang diperlukan.
b. Neutrality (Netral)
Laporan keuangan disusun secara netral adalah tanpa bias dalam pemilihan atau penyajian informasi keuangan. Penjabaran netral tidak diarahkan, tidak ditekan atau dengan kata lain dimanipulasi untuk kepentingan sekelompok pihak dan merugikan pihak lain.
c. Freedom from error (Bebas dari Kesalahan)
“Bebas dari kesalahan” berarti tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam mendeskripsikan fenomena, dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan tanpa ada kesalahan dalam prosesnya.
Dalam hal ini, bebas dari kesalahan tidak berarti akurat secara sempurna dalam segala hal. Banyaknya estimasi yang digunakan dalam akuntansi memungkinkan ditemukannya kesalahan dan ketidakakuratan.
Selain 2 karakteristik kualitatif fundamental tersebut, ada juga karakteristik kualitatif lainnya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan.
- Keterpahaman (understandability)
Pengklasifikasian, pengarakteristikan, dan penyajian informasi secara jelas dan ringkas dapat membuat informasi tersebut dapat dipahami. Beberapa fenomena adalah rumit secara inheren dan tidak mudah untuk dipahami. Jadi, laporan keuangan harus dapat dipahami oleh penggunanya ya.
2. Ketepatwaktuan (timeliness)
Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka. Secara umum, semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut. Sehingga, saat ingin melihat hasil kinerja perusahaan tahun 2021, jangan sampai laporan keuangannya baru keluar di tahun 2024 ya, kelamaan dan udah gak relevan 🙂
Itulah sebabnya perusahaan go-public dikasih batas waktu pelaporan laporan keuangan selama 3 bulan (dalam situasi normal) 🙂
3. Keterbandingan (comparability)
Keputusan pengguna meliputi pemilihan beberapa alternatif. Oleh karena itu, informasi mengenai entitas pelapor lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan informasi serupa tentang entitas lain dan dengan informasi serupa tentang entitas yang sama untuk periode dan tanggal lainnya.
4. Keterverifikasian (verifiability)
Keterverifikasian membantu meyakinkan pengguna bahwa informasi merepresentasikan fenomena ekonomik secara tepat sebagaimana mestinya. Keterverifikasian berarti bahwa berbagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-beda dapat mencapai konsensus, meskipn tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi tepat.
Komentar Terbaru