Kok Skripsi gak Kelar – Kelar?

Oleh : Nurul Imama Maulidia

Skripsi!! Satu kata yang mempunyai arti besar untuk mahasiswa. Kata yang sering akan ditemui mahasiswa Tingkat akhir. Bagi banyak mahasiswa skripi adalah momok yang paling menakutkan. Kok bisa? Part terakhir di perkuliahan ini biasanya merupakan bagian yang paling sulit untuk dilewati. Banyak mahasiwa yang berhasil menyelesaikan skripsinya setelah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan. Apa sih penyebabnya? Bagaimana Solusinya?

  1. Kurangnya Waktu

Penyebab:

  • Banyaknya kegiatan lain, seperti pekerjaan, organisasi, atau tanggung jawab pribadi.
  • Manajemen waktu yang buruk.

Solusi:

  • Buatlah jadwal yang jelas dan realistis untuk menyelesaikan setiap bagian skripsi.
  • Prioritaskan tugas-tugas yang mendesak dan alokasikan waktu khusus untuk penelitian dan penulisan.

2. Kesulitan dalam Penelitian

Penyebab:

  • Kesulitan dalam mengumpulkan data atau menemukan sumber yang relevan.
  • Ketidakmampuan untuk merumuskan pertanyaan penelitian yang baik atau mengembangkan hipotesis.

Solusi:

  • Diskusikan masalah Anda dengan dosen pembimbing atau rekan sejawat untuk mendapatkan perspektif baru.
  • Luangkan waktu untuk mencari sumber-sumber tambahan atau melakukan survei/pengumpulan data yang lebih efektif.

3. Kurangnya Motivasi

Penyebab:

  • Merasa tertekan atau kehilangan minat terhadap topik penelitian.
  • Tidak melihat kemajuan yang signifikan.

Solusi:

  • Ingatkan diri Anda akan tujuan akhir dan manfaat dari menyelesaikan skripsi.
  • Cobalah untuk membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil dan merayakan pencapaian kecil.

4. Masalah dengan Pembimbing

Penyebab:

  • Komunikasi yang buruk dengan dosen pembimbing.
  • Pembimbing tidak memberikan bimbingan yang memadai.

Solusi:

  • Atur jadwal pertemuan rutin dengan pembimbing dan siapkan daftar pertanyaan atau masalah yang ingin didiskusikan.
  • Jika ada masalah serius, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari pihak fakultas atau pengurus jurusan.

5. Kesulitan dalam Penulisan

Penyebab:

  • Kesulitan dalam menyusun argumen yang jelas atau menyusun tulisan akademis.
  • Masalah dalam menyusun struktur skripsi atau format yang benar.

Solusi:

  • Pelajari teknik penulisan akademis dan cari contoh skripsi yang baik.
  • Gunakan template atau panduan penulisan yang disediakan oleh fakultas.

6. Kurangnya Pengetahuan tentang Metodologi

Penyebab:

  • Tidak paham tentang metode penelitian yang tepat untuk topik skripsi.
  • Kesulitan dalam memilih dan menerapkan metodologi yang sesuai.

Solusi:

  • Belajar tentang metodologi penelitian dari buku teks atau sumber daya online.
  • Diskusikan metodologi dengan dosen pembimbing atau ahli di bidang Anda.

7. Stres dan Kesehatan Mental

Penyebab:

  • Tingginya tingkat stres atau masalah kesehatan mental yang mengganggu produktivitas.
  • Kelelahan atau burnout dari tekanan akademis.

Solusi:

  • Luangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
  • Cari dukungan dari teman, keluarga, atau seorang konselor jika diperlukan.

8. Kurangnya Riset Literatur

Penyebab:

  • Tidak melakukan riset literatur yang cukup sebelum mulai menulis skripsi.
  • Terlalu sedikit referensi yang digunakan.

Solusi:

  • Luangkan waktu untuk meneliti dan membaca literatur yang relevan untuk topik skripsi.
  • Manfaatkan perpustakaan, jurnal, dan database akademik untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.

9. Kesalahan dalam Perencanaan skripsi

Penyebab:

  • Perencanaan yang tidak matang atau tidak memperhitungkan semua aspek dari skripsi.
  • Tidak ada rencana cadangan jika ada kendala.

Solusi:

  • Buat rencana proyek yang rinci dengan jadwal dan target yang jelas.
  • Siapkan rencana cadangan untuk mengatasi kemungkinan kendala yang mungkin muncul.

10. Kendala Administratif

Penyebab:

  • Masalah administratif seperti pengajuan proposal yang terlambat atau persyaratan yang belum dipenuhi.

Solusi:

  • Pastikan Anda memahami semua persyaratan administratif dan penuhi setiap dokumen yang dibutuhkan.
  • Tetap berhubungan dengan pihak administrasi untuk memastikan semua aspek administratif berjalan dengan baik.

Tips Umum untuk Menyelesaikan Skripsi

  • Tetapkan Tujuan Jelas: Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk skripsi Anda.
  • Atur Waktu: Manfaatkan teknik manajemen waktu seperti metode Pomodoro untuk tetap fokus.
  • Jangan Tunda: Lakukan pekerjaan secara teratur dan hindari menunda-nunda.
  • Cari Dukungan: Jangan ragu untuk meminta bantuan dari pembimbing, teman, atau keluarga.

Dengan memahami dan mengatasi faktor-faktor ini, Mahasiswa bisa lebih mudah menyelesaikan skripsi dan Lulus sesuai harapan.

Referensi:

https://stiudialhikmah.ac.id/enam-faktor-penyebab-skripsi-tak-kunjung-selesai/

https://www.brilio.net/news/12-hal-ini-ternyata-bikin-skripsimu-lama-kelarnya-lho-1512289.html

https://sohib.indonesiabaik.id/article/alasan-skripsi-tidak-kunjung-selesai-CkrJe

Informasi Publikasi Website – Artikel

Direktorat: Akademik dan Prestasi
Biro: Bimbingan Skripsi dan Publikasi Ilmiah
Judul Publikasi: Kok Skripsi gak Kelar – Kelar?
Tim Penyusun: Nurul Imama Maulidia
Editor: –

Teori Yang Sering Digunakan dalam Skripsi Anak Akuntansi

Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa program studi Sarjana. Nah, Sobat Gogo yang notabenenya jurusan akuntansi kita selaku mahasiswa akuntansi dituntut untuk menunjukkan kemampuan kita dalam menganalisis permasalahan akuntansi dengan menggunakan teori-teori yang relevan. Kemampuan ini penting untuk menunjukkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep akuntansi dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang nyata. Penggunaan teori yang tepat dan akurat akan membantu mahasiswa menghasilkan skripsi yang berkualitas dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi bidang akuntansi.

Nah teori-teori tersebut terdiri dari 4 TEORI yang sering digunakan oleh para mahasiswa akuntansi. Yuk simak penjelasan berikut!!!

  1. Teori Agensi

Teori agensi menjelaskan hubungan antara prinsipal (pemilik perusahaan) dan agen (manajemen perusahaan). Teori ini fokus pada bagaimana meminimalkan potensi konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Contoh penerapan teori agensi dapat digunakan untuk menganalisis efektivitas mekanisme tata kelola perusahaan (GCG) dalam mengurangi asimetri informasi dan agency problem serta meneliti pengaruh struktur kepemilikan perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

2. Teori Legitimasi

Teori legitimasi menjelaskan bagaimana perusahaan berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan acceptance dari pihak eksternal. Teori legitimasi telah digunakan sebagai landasan teoritis untuk hubungan lingkungan dan sosial, dan teori ini memberikan landasan untuk memahami bagaimana manajer dapat menggunakan pengungkapan informasi untuk memberi manfaat bagi organisasi. Contoh penerapan teori legitimasi, yaitu diantaranya menganalisis strategi perusahaan dalam meningkatkan legitimasi sosial dan lingkungan, serta meneliti pengaruh corporate social responsibility (CSR) terhadap citra perusahaan.

3. Teori Signaling

Teori signaling menjelaskan bagaimana perusahaan menyampaikan informasi kepada pihak eksternal, seperti investor, kreditur, dan pelanggan. Teori sinyal menjelaskan bagaimana manajemen memberikan informasi kepada investor tentang pandangan manajemen mengenai prospek bisnis perusahaan. Teori ini memberikan pengertian tentang mengapa perusahaan ingin memberikan informasi laporan keuangan yang berkaitan dengan pihak eksternal. Contoh penerapan teori sinyal diantaranya, yaitu menganalisis pengaruh voluntary disclosure terhadap nilai perusahaan, dan meneliti peran auditor dalam meningkatkan kredibilitas informasi keuangan perusahaan.

4. Teori Stakeholder

Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan harus memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat. Contoh penerapan dari teori stakeholder seperti dapat menganalisis strategi perusahaan dalam mengelola hubungan dengan stakeholder dan meneliti pengaruh akuntansi keberlanjutan terhadap pengambilan keputusan perusahaan.

Nah sobat gogo…

Keempat teori tersebut merupakan contoh teori yang sering digunakan dalam skripsi akuntansi. Penggunaan teori yang tepat dapat membantu mahasiswa dalam menganalisis permasalahan akuntansi secara lebih mendalam dan menghasilkan skripsi yang berkualitas.

Semoga dapat membantu ya Sobat Gogo!!!

Informasi Publikasi Website – Artikel

Direktorat:Pengembangan Masyarakat Sumatera dan Kalimantan
Chapter:Aceh dan Kalimantan Barat
Judul Publikasi:Teori Yang Sering Digunakan dalam Skripsi Anak Akuntansi
Tim Penyusun:Raissa Delfiana Adam, Sintia Ilsani Nasution, Ferdiansyah Manurung
Editor:

Bingung Cari Judul Skripsi? Yuk Coba Strategi Ini!

Oleh Lutfiyatul Iftitah

Mendengar istilah “Skripsi” seketika pikiran kita langsung mengarah pada dunia perkuliahan. Skripsi merupakan ujian akhir yang harus dilalui oleh mahasiswa tingkat akhir untuk dapat lulus dan memperoleh gelar sarjana. Sebagaimana ujian pada umunnya, untuk bisa menyesaikan skripsi dengan baik, maksimal serta selesai tepat waktu tentu perlu persiapan. Pastinya sobat Gogo pernah mendengar atau membaca berita di internet atau media sosial banyak mahasiswa mengalami stres saat mengerjakan skripsi. Tak heran pula banyak sekali rumor negatif tentang skripsi yang membuat takut mahasiswa. Dilansir dari website zonamahasiswa.id, yang membahas mitos dan fakta seputar skripsi mulai dari “Skripsi itu berat”, “Skripsi itu lama”, “Dosen pembimbing yang ribet”, dan “Ruang sidang yang menegangkan”. Untuk terhindar dari pikiran negatif tentang skripsi sobat Gogo dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Sebagai pemula yang baru memulai tahap pembuatan skripsi, mencari judul yang tepat menjadi langkah awal sukses skripsi. Judul skripsi sangatlah penting karena judul ini harus berkorelasi dengan isi skripsi. Judul dapat memberikan gambaran awal tentang isi dan mutu tulisan didalamnya, sehingga pemilihan kata dalam judul haruslah tepat dan mengandung kata-kata kunci yang dikenal secara luas. Untuk mendapatkan judul skripsi terbaik sobat Gogo dapat mencoba strategi dibawah ini:

  1. Kenali dulu minat dan ketertarikan

Setiap manusia pasti memiliki ketertarikan dalam hidupnya, misalnya saja hobi, pekerjaan, atau ketertarikan mengejar cinta sejati. Ketika rasa ketertarikan sudah ada, sesulit apapun cara mendapatkannya manusia cenderung tetap fokus berupaya untuk meraih nya.  Sama halnya dengan mengerjakan skripsi, sobat Gogo harus tahu apa yang menjadi minat sobat Gogo. Minat yang mendalam bisa menjadi sumber energi yang kuat untuk mencapai tujuan. Salah satu cara mengetahui minat pada bidang mata kuliah adalah dengan melihat prestasi akademik yang diperoleh selama beberapa semester.

2. Mencari informasi terbaru dan perkaya referensi

Setelah sobat Gogo mengetahui minat bidang mata kuliah, selanjutnya sobat Gogo harus mulai mengumpulkan informasi terbaru. Informasi terbaru dapat dijadikan sebagai referensi pilihan fokus topik yang akan diambil. Sobat Gogo dapat mulai membaca skripsi kakak tingkat, jurnal ilmiah ataupun literatur. Sobat Gogo dapat mengembangkan judul penelitian terdahulu kemudian dikembangkan, baca bagian keterbatasan penelitian untuk mengetahui bagian mana yang dapat dikembangkan. Untuk membuat proses ini menjadi lebih aktif, sobat Gogo dapat berdiskusi dengan teman atau menghadiri seminar yang sejalan dengan topik yang akan diambil.

3. Lakukan pengamatan

Setelah mengetahui judul dari topik yang akan diangkat sobat Gogo alangkah baiknya tetap melakukan pengamatan di lingkungan sekitar. Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan agar sobat Gogo mengetahui isu apa yang beredar di lingkungan masyarakat. Dari hasil pengamatan ini, sobat Gogo dapat menghadirkan solusi sesuai dengan bidang keahlian dimiliki.

4. Konsultasi dengan dosen pembimbing

Tahapan terakhir adalah diskusikan minat, ide ataupun judul penelitian dengan dosen pembimbing sobat Gogo. Dalam proses ini, dosen pembimbing akan memberikan masukan dan rekomendasi yang akan membuat judul skripsi sobat Gogo lebih sempurna dan menarik. Tak jarang, sobat Gogo akan dihadapkan dengan revisi-revisi judul namun proses ini akan mengantarkan sobat Gogo pada judul skripsi yang tepat.

Itulah beberapa strategi yang dapat sobat Gogo coba untuk menemukan judul skripsi. Percayalah, setiap usaha yang dilakukan sobat Gogo pasti akan membuahkan hasil. Yang menjadi pilihan sobat Gogo adalah, hasil apa yang ingin dicapai, memuaskan atau biasa saja asalkan skripsi selesai. “Skripsi tidak akan selesai apabila kamu hanya memikirkannya. Ayo take action. Jangan menjadi pemalas dan penakut karena ada harapan besar orangtua di atas pundakmu”. Kata-kata motivasi tadi menjadi penutup dari artikel kali ini, tetap semangat ya sobat Gogo.

Referensi :

7 Cara Cerdas Mencari Judul Skripsi yang Menarik & Lulus Sarjana. Onlinekearning.binus.ac.id. 27 Desember 2021. https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/12/27/7-cara-cerdas-mencari-judul-skripsi-yang-menarik-lulus-sarjana/

Sobat Zona Wajib Tahu, Mitos dan Fakta Seputar Skripsi. Zonamahasiswa.id. 21 Januari 2021. https://zonamahasiswa.id/sobat-zona-wajib-tahu-mitos-dan-fakta-seputar-skripsi/

Informasi Publikasi Website – Artikel

Biro:Bimbingan Skripsi dan Publikasi Ilmiah
Judul Publikasi:Bingung Cari Judul Skripsi? Yuk Coba Strategi Ini!
Tim Penyusun:Lutfiyatul Iftitah
Editor:

PENTINGNYA AKUNTANSI PERILAKU (ACCOUNTING BEHAVIORAL) TERHADAP PROFESI AKUNTANSI

Sobat Gogo.. pernah dengar istilah akuntansi perilaku belum??

Akuntansi keperilakuan adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi. Istilah sistem akuntansi dimaksudkan dalam arti luas ini, yang mencakup rancangan semua alat pengendalian manajemen, termasuk sistem pengendalian, sistem anggaran, rencana akuntansi yang bertanggung jawab, rencana organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, rencana pengumpulan biaya, rencana evaluasi kinerja dan rencana keuangan.

Akuntansi perilaku memiliki tiga ruang lingkup yang meliputi:

  1. Mempelajari akibat perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan di perusahaan, mengamati bagaimana sikap manajemen dan gaya kepemimpinan mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan perencanaan organisasi;
  2. Mempelajari efek akuntansi terhadap perilaku manusia, yaitu bagaimana akuntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan kerja sama;
  3. Cara untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yaitu bagaimana sistem akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku.

Pada masa lampau, akuntansi hanya berfokus pada perhitungan laba dan mengamati kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun untuk meprediksi masa depan. Praktisi akuntansi menolak fakta bahwa kinerja masa lalu merupakan akibat dari perilaku manusia di masa lalu yang pula dapat berdampak pada kinerja keuangan masa depan. Pada faktanya, pengendalian pada perusahaan harus disertai dengan pengendalian dan memotivasi perilaku dan masing-masing individu yang terlibat dalam fungsi sebuah organisasi.

Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Perilaku

Ilmu akuntansi telah mengalami perubahan signifikan, terutama dalam pengembangan riset akuntansi. Untuk menjawab berbagai persoalan ini, ilmu akuntansi banyak mengembangkan ilmu akuntansi keperilakuan, yang mencakup keperilakuan individu, kelompok, organisasi bisnis, organisasi non bisnis, dan teknologi informasi dalam desain sistem akuntansi. Metodologi dalam pandangan untuk memperoleh kebenaran dan pengembangan ilmu pengetahuan juga memberikan kontribusi besar pada pergeseran paradigma akuntansi ke arah eksistensi akuntansi keperilakuan. Menurut Mathews dan Parera seperti yang dikutip oleh Ghozali (2007), akuntansi tidak h nya dibentuk oleh lingkungan, tetapi juga mampu mempengaruhi lingkungan.

Akuntansi Perilaku adalah salah satu bidang ilmu dalam disiplin akuntansi yang relatif baru dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu akuntansi yang lain seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, atau auditing. Dalam bidang akuntansi, perilaku semua pihak yang terlibat dapat dipelajari dan diteliti, mulai dari akuntan, manajer, investor, hingga konsumen yang menggunakan laporan keuangan.

Pada awalnya, riset akuntansi keperilakuan lebih menekankan pada aspek manajemen akuntansi, terutama dalam penganggaran. Namun, riset tersebut terus berkembang dan meluas ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah menjadi bidang baru dalam perkembangan akuntansi selama 25 tahun terakhir, dan melibatkan sejumlah jurnal dan artikel seperti Behaviour Research in Accounting. Pada dekade awal 1950-an, Controllership Foundation of America memberi sponsor untuk riset yang bertujuan untuk meneliti dampak anggaran terhadap perilaku manusia.

Arnold dan Sutton (1997) mengidentifikasi dua kerangka konseptual yang memiliki kontribusi dalam pengembangan akuntansi keperilakuan, yaitu riset akuntansi keperilakuan di dalam organisasi dan agency theory. Riset akuntansi keperilakuan mengadopsi kerangka konseptual dari perilaku organisasi, yang berasal dari wilayah psikologi, seperti theory expectancy yang mempelajari motivasi dalam pengukuran kinerja. Kajian ini dipublikasikan dengan judul “The Impact Of Budgets On People” yang membahas pandangan individu terhadap prosedur anggaran. Pada tahun 1953, kajian tersebut dilanjutkan dengan judul “Human Problem With Budget” dan dipublikasikan di jurnal Harvard Business Review.

Dalam artikel penelitiannya, Caplan membandingkan hipotesis-hipotesis mengenai hubungan keperilakuan antara teori akuntansi manajemen tradisional dan teori akuntansi manajemen modern dengan praktik akuntansi manajemen. Pada tahun 1989, popularitas akuntansi keperilakuan meningkat seiring dengan munculnya jurnal “Behavioral Research in Accounting” yang memuat riset- riset terkait akuntansi keperilakuan. Dari tahun 1960 hingga tahun 1980-an, jumlah artikel yang membahas tentang akuntansi keperilakuan semakin meningkat. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai terlihat dan berkembang, terutama didorong oleh para akademisi dan praktisi akuntansi.

Lalu apa Saja Aspek Penting dalam Akuntansi Perilaku?

Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi keperilakuan, yaitu: Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial, Penganggaran dan Perencanaan, Pengambilan Keputusan, Pengendalian, dan Pelaporan Keuangan.

1. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial

Perkembangan teori organisasi dimulai dari teori manajemen ilmiah, teori hubungan antar manusia, teori aliran kuantitatif dimana hubungan tiap elemen akan berdampak pada target dan tujuan organisasi, begitu juga dengan perilaku setiap elemen organisasi, motivasi akan memupuk tujuan organisasi melalui karakteristik tiap elemen dalam memcahkan masalah.

2. Penganggaran dan Perencanaan

Penganggaran membutuhkan interaksi antar manusia, oleh karena itu, aspek perilaku penganggaran harus dipahami dengan benar agar tidak terjadi masalah dalam penganggaran. Konsep perilaku yang dapat mempengaruhi tingkat ini adalah stres, motivasi, ambisi, dan kecemasan.

3. Pengambilan Keputusan

Individu atau kelompok orang yang berperan penting dalam pengambilan keputusan dari berbagai pilihan yang tersedia bisa disebut pengambil keputusan. Menurut Kreitner dan Kenicki (2004), masalah dan kendala yang membatasi pengambilan keputusan rasional adalah terikat rasionalitas, yaitu gagasan para pengambil keputusan yang terbatasi dengan berbagai kendala ketika mengambil keputusan.

4. Pengendalian

Pada tahun 1958 Institut Akuntan Publik America (AICPA) mengelompokkan arti pengendalian internal menjadi dua, yaitu pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif dimana pengendalian ini membutuhkan motivasi antara individu dan organisasi, pembagian tugas antar karyawan dan atasan yang jelas, dan pengetahuan terhadap tugas yang diemban agar pengendalian internal berjalan baik sehingga meminimalisir terjadinya masalah.

5. Pelaporan Keuangan

Manajer dan badan regulasi memerlukan syarat pelaporan untuk menuntut orang lain guna membuatnya bertindak sesuai prosedur penyajian informasi untuk mengevaluasi kinerja maupun perilaku. Syarat pelaporan mempengaruhi tindakan pelapor dengan berbagai metode pengukuran yang diterapkan oleh organisasi juga mempunyai dampak terhadap persyaratan pelaporan.

Pentingnya Akuntansi perilaku terhadap profesi akuntansi

Sebagai seorang Akuntan harus mulai melakukan peningkatan dalam berbagai kompentensi bidang akuntansi dan informasi teknologi agar dapat bersaing di era revolusi industri 4.0 dan Society

5.0. Adapun keahlian lain yang harus dimiliki akuntan dalam menyongsong revolusi industri 4.0 adalah kemampuan berpikir secara kritis dan analitis. Selain skill dan kompetensi, hal terpenting lainnya yang harus dimiliki seorang akuntan baik dari tahun sebelumnya hingga sekarang adalah perilaku etis. Terdapat 8 prinsip etika akuntan yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia, yaitu tanggungjawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati- hatian professional, kerahasiaan, perilaku professional, dan standar teknis.

Aspek perilaku (personality trait) tumbuh dan berkembang pada diri individu seiring dengan pergerakan individu dalam berbagai ruang lingkup, khususnya akuntansi. faktor perilaku manusia juga memegang peranan penting dalam mekanisme sistem akuntansi. Seperti halnya pada perilaku akuntan yang mempengaruhi keputusan yang terkait dengan sistem pendesainan, operasi dan pelaporan akuntansi. Sehingga dapat dijelaskan bahwasanya ruang lingkup pekerjaan bidang akuntansi akan mempengaruhi sifat dan karakter individu yang terkait didalamnya dan ini tentunya akan mempengaruhi perilaku dan tindakan individu dalam kesehariannya. Pemahaman terhadap aspek perilaku manusia akan menjembatani etis atau tidaknya tindakan akuntan dalam proses pengambilan keputusan. aspekaspek psikologis yang patut dimiliki oleh akuntan professional sehingga mampu menghasilkan keputusan yang etis. Akuntan professional meliputi akuntan manajemen, auditor eksternal maupun internal auditor. Mampu mengeneralisasikan semua profesi yang terkait dengan bidang akuntansi.

Profesi akuntan merupakan suatu profesi yang unik, dimana profesi ini memiliki peran dan tanggungjawab yang vital, beberapa diantaranya adalah berperan dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dan memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam tugas tersebut, akuntan dihadapi oleh berbagai macam dilema khususnya deadline waktu. Pada kondisi tersebut, auditor memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam menjalankan tugas keseharian dan ketelitian, sehingga disaat itulah dibutuhkan faktor personal, lingkungan dan guidance tertentu sehingga tercipta kenyamanan kondisi psikologis auditor dalam mengambil keputusan sesuai prosedur dan etika tertentu. Etika yang dimaksud disini adalah nilai-nilai kejujuran, keadilan, kewajiban, moralitas, mematuhi janji dan integritas.

Referensi :

Arfa, R. N. (2021). Akuntansi Keperilakuan Dalam Perspektif Islam. Penerbit: Alim’s Publishing.

Jakarta

Dewi, L.G.K. and Dewi, N.A.W.T., 2020. Profesi Akuntansi Di Era New Normal: Apa Yang Harus Dipersiapkan?. Jurnal Akuntansi Profesi, 11(2), pp.263-272.

Gramedia.com. 2021. Apa Itu Teori Orgaanisasi?. Diakses pada 29 April 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/teori-organisasi/

Hadi, N. &. (2017). Perkembangan Behavioral Accounting Wujud Open Ended Ilmu Akuntansi Sebagai Sosok Social Science Dan Perannya Dalam Perkembangan Riset Akuntansi. 152-153.

Hermawan, S. &. (2019). Buku Ajar Akuntansi Perilaku. Sidoarjo, Jawa Timur: UMSIDA Press.

Hudayati, Ataina, 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI Volume 6 No. 2.

Rahayuningsih, D.A., 2013. Kajian Aspek Perilaku pada Keputusan Etis Akuntan Profesional. Media Bisnis, 5(1), pp.73-80.

Suhendro, S. 2021. Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Budgetary Slack pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan Tekanan Sosial sebagai Pemoderasi. Penerbit NEM.

Supriyono, R.A. 2018. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Yuesti, A., 2017. Akuntansi Keperilakuan.

INFORMASI PUBLIKASI WEBSITE – ARTIKEL

Nomor                             :     01/CHSUMUT/V/023

Chapter:Sumatera Utara
Judul Publikasi:Pentingnya Akuntansi Perilaku (Accounting Behavioral) Terhadap Profesi Akuntansi
Tim Penyusun:Aulia Angelfith (Chapter Sumatera Utara)Susi Pianti (Chapter Kepulauan Riau)Tiara Natasya Budiman (Chapter Kepulauan Riau)Yuri Anisa (Chapter Sumatera Utara)
Editor:
Tanggal Pengajuan:11 Mei 2023

PENTINGNYA SUSTAINABILITY REPORTING TERHADAP PERUSAHAAN

Apa itu Sustainability Reporting?

Sustainability Reporting merupakan konsep pelaporan tentang kinerja pembangunan berkelanjutan yang diterapkan oleh perusahaan dan menekankan pada Triple Bottom Line (TBL) yang terdiri dari tiga elemen yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan atau lebih dikenal dengan 3P (Profit, People and Planet). Di banyak negara, termasuk Indonesia, pelaporan keberlanjutan masih bersifat sukarela (Voluntary).

Pada awal kemunculannya, Sustainability reporting hanya membahas isu kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan adanya aktivitas ekonomi dan sosial manusia. Pada tahun 1980-an, perusahaan kimia menyajikan laporan sustainability report dengan maksud mengembalikan citra perusahaan yang saat itu sedang terkena masalah. Kemudian perusahaan industri lainnya turut andil bertujuan menarik perhatian investor, dengan menekankan bahwa perusahaan tidak hanya berorientasi pada uang, namun juga peduli terhadap masyarakat sekitar. Seiring dengan perkembangan waktu, sustainability report akhirnya tidak hanya berfokus pada permasalahan lingkungan saja, namun juga mencakup sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh aktivitas operasional perusahaan.

Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangunan dunia yang bertujuan mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.

SDGs merupakan hasil dari kesepakatan pertemuan United Nations General Assembly (UNGA) pada tanggal 25 September 2015 yang membahas agenda pembangunan berkelanjutan yang diikuti 159 negara di Kantor PBB. SDGs terdiri dari 17 tujuan dan 169 sub-tujuan, yang kemudian dikelompokkan menjadi empat pilar, yaitu sosial, ekonomi, lingkungan, hukum, dan tata kelola, agar mudah diimplementasikan dan dipantau. Indonesia sebagai salah satu anggota PBB sepakat mengadopsi SDGs untuk dilaksanakan di Indonesia dengan menerbitkan Keputusan Presiden No. 59 tentang Pelaksanaan dan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2017 (Badan Pemeriksa RI, 2021). Setiap negara wajib mengimplementasikan 17 tujuan pembangunan hingga tahun 2030. Tujuan tersebut tidak hanya dapat dicapai oleh pemerintah, tetapi juga bergantung ada partisipasi masyarakatnya. Tentu saja, partisipasi seluruh sektor ekonomi Indonesia juga diperlukan. Setiap sektor ekonomi diharapkan dapat membantu pemerintah dengan membuat kebijakan.

Untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), negara dan perusahaan harus dapat mengukur kemajuan, memantau dampak dari perkembangan yang terjadi, serta melaporkan pencapaian di bidang-bidang yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, perlindungan bumi dari risiko kehilangan sumber daya, dan memastikan kemakmuran bagi semua penduduknya. Hal ini dapat dicapai dengan mengkapitalisasi elemen-elemen dasar akuntansi dan pelaporan keuangan, dengan memasukkan elemen yang komprehensif seperti pelaporan keberlanjutan atau sustainability reporting, yang mencakup aktivitas penting dalam perusahaan seperti aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. CSR (Corporate Social Responsibility) serta Sustainable Disclosure reporting merupakan implementasi dari bentuk Sustainable Development Goals (SDGs) yang diterapkan di Indonesia.

Komponen Sustainability Reporting (Laporan Keberlanjutan)

Pelaporan keberlanjutan di bagi menjadi tiga komponen (Wibisono, 2007), yaitu:

  1. Penjelasan Strategi Keberlanjutan: Bagian ini berisi penjelasan mengenai strategi keberlanjutan LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik.
  2. Ikhtisar Kinerja Aspek Keberlanjutan: Diisi dengan perbandingan kinerja 3 (tiga) tahun terakhir (bagi LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik yang telah beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun) dalam aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan hidup.
  3. Profil singkat perusahaan: Menyajikan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik.
  4. Penjelasan Direksi memuat : a. Kebijakan untuk merespon tantangan dalam pemenuhan strategi keberlanjutan; b. Penerapan Keuangan Berkelanjutan; c. Strategi pencapaian target
  5. Tata kelola keberlanjutan memuat: a. Uraian mengenai tugas bagi Direksi dan Dewan Komisaris, pegawai, pejabat dan/atau unit kerja yang menjadi penanggung jawab penerapan Keuangan Berkelanjutan; b. Penjelasan mengenai pengembangan kompetensi yang dilaksanakan terhadap anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, pegawai, pejabat dan/atau unit kerja yang menjadi penanggung jawab penerapan Keuangan Berkelanjutan; c. Penjelasan mengenai prosedur LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko atas penerapan Keuangan Berkelanjutan terkait aspek ekonomi, sosial, dan Lingkungan Hidup, termasuk peran Direksi dan Dewan Komisaris dalam mengelola, melakukan telaah berkala, dan meninjau efektivitas proses manajemen risiko LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik; d. Penjelasan mengenai pemangku kepentingan
  6. Kinerja keberlanjutan paling sedikit memuat: a. Penjelasan mengenai kegiatan membangun budaya keberlanjutan di internal LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik; b. Uraian mengenai kinerja ekonomi dalam 3 (tiga) tahun terakhir; c. Kinerja sosial dalam 3 (tiga) tahun terakhir; d. Kinerja Lingkungan Hidup bagi LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik; e. Kinerja Lingkungan Hidup bagi LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik yang proses bisnisnya berkaitan langsung dengan Lingkungan Hidup; f. Tanggung jawab pengembangan Produk dan/atau Jasa Keuangan Berkelanjutan.
  7. Verifikasi tertulis dari pihak independen, jika ada.
  8. Lembar umpan balik (feedback) untuk pembaca, jika ada; dan
  9. Tanggapan LJK, Emiten, atau Perusahaan Publik terhadap umpan balik laporan tahun sebelumnya.

Pengaruh Sustainability Report Terhadap Perusahaan

  1. Meningkatkan reputasi perusahaan, yaitu Pengungkapan kinerja lingkungan menjadi hal yang sangat vital untuk menunjukkan eksistensi dan keikutsertaan perusahaan dalam menangani masalah lingkungan.
  2. Memenuhi harapan karyawan, yaitu dengan melaksanakan dan melaporkan tanggung jawab sosial terhadap para pemangku kepentingan tidak hanya dapat meningkatkan harga saham rata-rata perusahaan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan loyalitas karyawan, menurunkan tingkat perputaran karyawan sehingga dapat berujung pada meningkatnya produktivitas perusahaan.
  3. Meningkatkan Keterbukaan dan Akuntabilitas yaitu Laporan ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan mengukur kepatuhan terhadap standar etis dan lingkungan.
  4. Peningkatan akses ke modal yaitu Pengaruh sustainability report terhadap Biaya Modal dapat dibagi menjadi 2, diantaranya : a) Sustainability Report terhadap Biaya Modal dipengaruhi oleh Sustainability Assurance Pentingnya peranan assurance dalam pelaporan karena akan lebih menyakinkan para investor dan kreditor yang pada akhirnya mempengaruhi penurunan yang lebih rendah biaya modal; b) Sustainability Report terhadap Biaya Modal dipengaruhi oleh Penyedia Assurance Sebagian besar literatur sebelumnya telah melaporkan bahwa penyedia assurance dengan kualitas tinggi yaitu KAP Big Four. Peranan adanya assurance dari KAP Big Four diyakini oleh para pemangku kepentingan karna memiliki independensi dan kompetensi yang tinggi sehingga perusahaan akan mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan.
  5. Peningkatan efisiensi dan pengurangan limbah: Pelaporan keberlanjutan membantu membuat proses pengambilan keputusan organisasi menjadi lebih efisien dan pada gilirannya, memungkinkan mereka mengurangi risiko di seluruh rantai pasokan mereka. Proses ini mengurangi limbah, menghasilkan penghematan biaya yang signifikan.

Daftar Pustaka :

51/POJK.03/2017, P. O. (2017). Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga.

Aldi, Bob, dan Chaerul D. Djakman. Persepsi Manajemen dan Stakeholders pada Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Sustainability Reporting. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan 8(2), pp. 405-430

Ambadar, J. (2008). Corporate social responsibility dalam Praktik di Indonesia. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Elex Media Computindo.

Andreas, H., Sucahyo, U. S., & Elisabeth, D. (2015). Corporate social responsibility dan Profitabilitas. Jurnal Manajemen, 15(1), 119–136.

Anna, Y.D. and RT, D.R.D., 2019. Sustainability reporting: Analisis kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(2), pp.238-255.

Arifianti, Nadhila Putri dan Luky Patricia Widianingsih. 2022. Kualitas Pengungkapan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Kinerja Keuangan: Bukti Empiris atas Perusahaan Pertambangan di Indonesia. Jurnal Akuntansi Dewantara Vol. 6(3).

Eko Nofianto & Linda Agustina (2014). Analisis Pengaruh Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 3(3).

Febriyanti, G.A., 2021. Pengaruh sustainability reporting terhadap nilai perusahaan dengan leverage sebagai variabel moderating. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(1).

https://indonesiasustainability.com/sustainability-report-perusahaan-indonesia/

https://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/

Munika Murthin dan Aditya Septiani, 2022. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Biaya Modal dengan Sustainability Assurance dan Penyedia Assurance Sebagai Variabel Moderasi. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 11 Nomor 4, hal 1-12

Pratama, M. F. G. P., Purnamawati, I., & Sayekti, Y. (2019). Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Pengungkapan Sustainability Reporting Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 17(2), 110–122.

How To Be An Accountant – Career As An Accountant

Sobat Gogo, Sobat Gogo tahu gak sih kalau profesi akuntan itu ternyata banyaaaakk banget jenisnya. Selain jenisnya yang banyak, sertifikasinya juga banyak jenisnya loh. Akuntan dan Sertifikasi memang tidak bisa dilepaskan nih, sudah bestie banget mereka. Ikut sertifikasi jangan cuma untuk menambah panjang gelar di belakang nama ya Sobat Gogo, tapi harus sesuai dengan keperluan profesi dan ketertarikan kita juga, agar sertifikasi yang kita ambil dapat menjadi bukti bahwa kita memang berkompeten atau ahli di bidang tersebut.
Sobat Gogo tertarik menjadi akuntan apa nih? Agar Sobat Gogo tidak bingung dengan jenis profesi akuntan apa yang harus diambil, berikut Gogo kenalin ya beberapa jenis profesi akuntan yang ada di Indonesia beserta sertifikasi dan lembaga yang menyediakannya.

  1. Akuntan Korporat
    Profesi akuntan perusahaan bertanggung jawab untuk mencatat seluruh transaksi keuangan perusahaan, menyusun laporan keuangan yang diperlukan manajemen dan laporan yang biasa kita temui seperti, Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
    Sobat Gogo yang tertarik dengan profesi ini bisa menambah keahlian dengan mengikuti ujian profesi atau sertifikasi Chartered Accountant (CA) atau Certified Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (CPSAK) yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
  2. Akuntan Pemerintahan
    Sesuai namanya, akuntan pemerintahan pastilah bekerja di lembaga pemerintahan mulai dari pusat hingga daerah. Biasanya, akuntan pemerintahan bertugas memeriksa dan mengawasi arus keuangan negara dan membuat sistem keuangan yang akan digunakan serta membuat laporan pertanggungjawaban dari setiap lembaga yang diawasi. Biasanya profesi akuntan pemerintahan ini ada di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
    Jika Sobat Gogo memilih berprofesi sebagai akuntan pemerintahan, maka sertifikasi yang bisa diambil adalah Certified Governance Professional (CGP) yang diselenggarakan oleh KNKG yang bekerjasama dengan LSP MKS. Selain itu, ada juga Certified Fraud Auditor (CFrA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Fraud Auditing (LPFA), selain sertifikasi yang telah disebutkan, Sobat Gogo juga boleh loh mengikuti sertifikasi lain yang dapat mendukung karir Sobat Gogo sebagai Akuntan Pemerintah.
  1. Akuntan Pajak
    Seorang akuntan pajak akan mengurus semua hal terkait perpajakan, baik itu untuk perorangan maupun badan. Mulai dari persiapan pelaporan, pembayaran, pelaporan, hingga perencanaan pajak yang akan digunakan perusahaan. Akuntan pajak membantu wajib pajak agar tetap patuh pada aturan perpajakan yang berlaku dan tidak melakukan pelanggaran yang akan mengakibatkan timbulnya denda di masa yang akan datang.
    Untuk menunjang profesi ini, banyak sekali sertifikasi yang bisa diambil, mulai dari Brevet Pajak A, B dan C juga sertifikasi konsultan Bersertifikat Konsultan Pajak (BKP) pajak berjenjang, Pribadi, Badan dan Pajak Internasional. Lembaga yang menyelenggarakan pun beragam, ada dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ikatan Konsultan Publik Indonesia (IKPI), Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia (AK2PI), Perkumpulan Praktisi dan Profesi Konsultan Pajak Indonesia (P3KPI) dan Perkumpulan Konsultan Praktisi Perpajakan Perpajakan Indonesia (PERKOPPI). Jika ingin menjadi ahli perpajakan internasional khususnya transfer pricing, maka bisa mengikuti serifikasi yang diselenggarakan oleh Chartered Institute of Taxation (CIOT).
  1. Akuntan Publik
    Seorang akuntan publik diperkenankan berpraktik jika sudah mendaftar dan diberi izin oleh Menteri Keuangan. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik terbagi menjadi dua jenis jasa, yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi. Jasa atestasi terdiri dari audit umum laporan keuangan, pemeriksaan laporan keuangan prospektif, pemeriksa laporan informasi keuangan proforma, review laporan keuangan dan lain sebagainya. Sedangkan jasa non atestasi yaitu jasa akuntansi keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan serta konsultasi.
    Sobat Gogo yang tertarik menjadi Akuntan Publik bisa mengikuti sertifikasi Certified Public Accountant (CPA) yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), eits tapi tidak semudah itu ya mendapatkan gelar CPA, banyak syarat yang harus dipenuhi, dan konon katanya, ini adalah salah satu sertifikasi tersulit dan bergengsi loh bagi para akuntan.
  2. Internal Auditor
    Auditor adalah seorang yang bertugas untuk mengaudit laporan keuangan dari perusahaan, instansi atau lembaga. Auditor ini merupakan bagian dari akuntan publik ya Sobat Gogo. Auditor internal merupakan bagian dari suatu perusahan, tugas utamanya adalah memeriksa dan mengevaluasi kegiatan perusahaan, apa sudah sesuai dengan aturan perusahaan dan standar professional yang berlaku. Auditor internal bertanggungjawab dan bekerja sama dengan Manajemen, Direksi dan Dewan Komisaris.
    Pada auditor internal, ada beberapa sertifikasi yang bisa diambil, yaitu Qualified Internal Auditor (QIA) yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Internal Audit (PPIA), Certified on Internal Audit (CIA) dari The Institute of Internal Audit Indonesia (IIA), Certified GRC Auditor dan Certifed GRC Professional dari Open Compliance & Ethics Group (OCEG).