PENTINGNYA AKUNTANSI PERILAKU (ACCOUNTING BEHAVIORAL) TERHADAP PROFESI AKUNTANSI

Sobat Gogo.. pernah dengar istilah akuntansi perilaku belum??

Akuntansi keperilakuan adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi. Istilah sistem akuntansi dimaksudkan dalam arti luas ini, yang mencakup rancangan semua alat pengendalian manajemen, termasuk sistem pengendalian, sistem anggaran, rencana akuntansi yang bertanggung jawab, rencana organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, rencana pengumpulan biaya, rencana evaluasi kinerja dan rencana keuangan.

Akuntansi perilaku memiliki tiga ruang lingkup yang meliputi:

  1. Mempelajari akibat perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan di perusahaan, mengamati bagaimana sikap manajemen dan gaya kepemimpinan mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan perencanaan organisasi;
  2. Mempelajari efek akuntansi terhadap perilaku manusia, yaitu bagaimana akuntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan kerja sama;
  3. Cara untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yaitu bagaimana sistem akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku.

Pada masa lampau, akuntansi hanya berfokus pada perhitungan laba dan mengamati kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun untuk meprediksi masa depan. Praktisi akuntansi menolak fakta bahwa kinerja masa lalu merupakan akibat dari perilaku manusia di masa lalu yang pula dapat berdampak pada kinerja keuangan masa depan. Pada faktanya, pengendalian pada perusahaan harus disertai dengan pengendalian dan memotivasi perilaku dan masing-masing individu yang terlibat dalam fungsi sebuah organisasi.

Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Perilaku

Ilmu akuntansi telah mengalami perubahan signifikan, terutama dalam pengembangan riset akuntansi. Untuk menjawab berbagai persoalan ini, ilmu akuntansi banyak mengembangkan ilmu akuntansi keperilakuan, yang mencakup keperilakuan individu, kelompok, organisasi bisnis, organisasi non bisnis, dan teknologi informasi dalam desain sistem akuntansi. Metodologi dalam pandangan untuk memperoleh kebenaran dan pengembangan ilmu pengetahuan juga memberikan kontribusi besar pada pergeseran paradigma akuntansi ke arah eksistensi akuntansi keperilakuan. Menurut Mathews dan Parera seperti yang dikutip oleh Ghozali (2007), akuntansi tidak h nya dibentuk oleh lingkungan, tetapi juga mampu mempengaruhi lingkungan.

Akuntansi Perilaku adalah salah satu bidang ilmu dalam disiplin akuntansi yang relatif baru dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu akuntansi yang lain seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, atau auditing. Dalam bidang akuntansi, perilaku semua pihak yang terlibat dapat dipelajari dan diteliti, mulai dari akuntan, manajer, investor, hingga konsumen yang menggunakan laporan keuangan.

Pada awalnya, riset akuntansi keperilakuan lebih menekankan pada aspek manajemen akuntansi, terutama dalam penganggaran. Namun, riset tersebut terus berkembang dan meluas ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah menjadi bidang baru dalam perkembangan akuntansi selama 25 tahun terakhir, dan melibatkan sejumlah jurnal dan artikel seperti Behaviour Research in Accounting. Pada dekade awal 1950-an, Controllership Foundation of America memberi sponsor untuk riset yang bertujuan untuk meneliti dampak anggaran terhadap perilaku manusia.

Arnold dan Sutton (1997) mengidentifikasi dua kerangka konseptual yang memiliki kontribusi dalam pengembangan akuntansi keperilakuan, yaitu riset akuntansi keperilakuan di dalam organisasi dan agency theory. Riset akuntansi keperilakuan mengadopsi kerangka konseptual dari perilaku organisasi, yang berasal dari wilayah psikologi, seperti theory expectancy yang mempelajari motivasi dalam pengukuran kinerja. Kajian ini dipublikasikan dengan judul “The Impact Of Budgets On People” yang membahas pandangan individu terhadap prosedur anggaran. Pada tahun 1953, kajian tersebut dilanjutkan dengan judul “Human Problem With Budget” dan dipublikasikan di jurnal Harvard Business Review.

Dalam artikel penelitiannya, Caplan membandingkan hipotesis-hipotesis mengenai hubungan keperilakuan antara teori akuntansi manajemen tradisional dan teori akuntansi manajemen modern dengan praktik akuntansi manajemen. Pada tahun 1989, popularitas akuntansi keperilakuan meningkat seiring dengan munculnya jurnal “Behavioral Research in Accounting” yang memuat riset- riset terkait akuntansi keperilakuan. Dari tahun 1960 hingga tahun 1980-an, jumlah artikel yang membahas tentang akuntansi keperilakuan semakin meningkat. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai terlihat dan berkembang, terutama didorong oleh para akademisi dan praktisi akuntansi.

Lalu apa Saja Aspek Penting dalam Akuntansi Perilaku?

Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi keperilakuan, yaitu: Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial, Penganggaran dan Perencanaan, Pengambilan Keputusan, Pengendalian, dan Pelaporan Keuangan.

1. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial

Perkembangan teori organisasi dimulai dari teori manajemen ilmiah, teori hubungan antar manusia, teori aliran kuantitatif dimana hubungan tiap elemen akan berdampak pada target dan tujuan organisasi, begitu juga dengan perilaku setiap elemen organisasi, motivasi akan memupuk tujuan organisasi melalui karakteristik tiap elemen dalam memcahkan masalah.

2. Penganggaran dan Perencanaan

Penganggaran membutuhkan interaksi antar manusia, oleh karena itu, aspek perilaku penganggaran harus dipahami dengan benar agar tidak terjadi masalah dalam penganggaran. Konsep perilaku yang dapat mempengaruhi tingkat ini adalah stres, motivasi, ambisi, dan kecemasan.

3. Pengambilan Keputusan

Individu atau kelompok orang yang berperan penting dalam pengambilan keputusan dari berbagai pilihan yang tersedia bisa disebut pengambil keputusan. Menurut Kreitner dan Kenicki (2004), masalah dan kendala yang membatasi pengambilan keputusan rasional adalah terikat rasionalitas, yaitu gagasan para pengambil keputusan yang terbatasi dengan berbagai kendala ketika mengambil keputusan.

4. Pengendalian

Pada tahun 1958 Institut Akuntan Publik America (AICPA) mengelompokkan arti pengendalian internal menjadi dua, yaitu pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif dimana pengendalian ini membutuhkan motivasi antara individu dan organisasi, pembagian tugas antar karyawan dan atasan yang jelas, dan pengetahuan terhadap tugas yang diemban agar pengendalian internal berjalan baik sehingga meminimalisir terjadinya masalah.

5. Pelaporan Keuangan

Manajer dan badan regulasi memerlukan syarat pelaporan untuk menuntut orang lain guna membuatnya bertindak sesuai prosedur penyajian informasi untuk mengevaluasi kinerja maupun perilaku. Syarat pelaporan mempengaruhi tindakan pelapor dengan berbagai metode pengukuran yang diterapkan oleh organisasi juga mempunyai dampak terhadap persyaratan pelaporan.

Pentingnya Akuntansi perilaku terhadap profesi akuntansi

Sebagai seorang Akuntan harus mulai melakukan peningkatan dalam berbagai kompentensi bidang akuntansi dan informasi teknologi agar dapat bersaing di era revolusi industri 4.0 dan Society

5.0. Adapun keahlian lain yang harus dimiliki akuntan dalam menyongsong revolusi industri 4.0 adalah kemampuan berpikir secara kritis dan analitis. Selain skill dan kompetensi, hal terpenting lainnya yang harus dimiliki seorang akuntan baik dari tahun sebelumnya hingga sekarang adalah perilaku etis. Terdapat 8 prinsip etika akuntan yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia, yaitu tanggungjawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati- hatian professional, kerahasiaan, perilaku professional, dan standar teknis.

Aspek perilaku (personality trait) tumbuh dan berkembang pada diri individu seiring dengan pergerakan individu dalam berbagai ruang lingkup, khususnya akuntansi. faktor perilaku manusia juga memegang peranan penting dalam mekanisme sistem akuntansi. Seperti halnya pada perilaku akuntan yang mempengaruhi keputusan yang terkait dengan sistem pendesainan, operasi dan pelaporan akuntansi. Sehingga dapat dijelaskan bahwasanya ruang lingkup pekerjaan bidang akuntansi akan mempengaruhi sifat dan karakter individu yang terkait didalamnya dan ini tentunya akan mempengaruhi perilaku dan tindakan individu dalam kesehariannya. Pemahaman terhadap aspek perilaku manusia akan menjembatani etis atau tidaknya tindakan akuntan dalam proses pengambilan keputusan. aspekaspek psikologis yang patut dimiliki oleh akuntan professional sehingga mampu menghasilkan keputusan yang etis. Akuntan professional meliputi akuntan manajemen, auditor eksternal maupun internal auditor. Mampu mengeneralisasikan semua profesi yang terkait dengan bidang akuntansi.

Profesi akuntan merupakan suatu profesi yang unik, dimana profesi ini memiliki peran dan tanggungjawab yang vital, beberapa diantaranya adalah berperan dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dan memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam tugas tersebut, akuntan dihadapi oleh berbagai macam dilema khususnya deadline waktu. Pada kondisi tersebut, auditor memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam menjalankan tugas keseharian dan ketelitian, sehingga disaat itulah dibutuhkan faktor personal, lingkungan dan guidance tertentu sehingga tercipta kenyamanan kondisi psikologis auditor dalam mengambil keputusan sesuai prosedur dan etika tertentu. Etika yang dimaksud disini adalah nilai-nilai kejujuran, keadilan, kewajiban, moralitas, mematuhi janji dan integritas.

Referensi :

Arfa, R. N. (2021). Akuntansi Keperilakuan Dalam Perspektif Islam. Penerbit: Alim’s Publishing.

Jakarta

Dewi, L.G.K. and Dewi, N.A.W.T., 2020. Profesi Akuntansi Di Era New Normal: Apa Yang Harus Dipersiapkan?. Jurnal Akuntansi Profesi, 11(2), pp.263-272.

Gramedia.com. 2021. Apa Itu Teori Orgaanisasi?. Diakses pada 29 April 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/teori-organisasi/

Hadi, N. &. (2017). Perkembangan Behavioral Accounting Wujud Open Ended Ilmu Akuntansi Sebagai Sosok Social Science Dan Perannya Dalam Perkembangan Riset Akuntansi. 152-153.

Hermawan, S. &. (2019). Buku Ajar Akuntansi Perilaku. Sidoarjo, Jawa Timur: UMSIDA Press.

Hudayati, Ataina, 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI Volume 6 No. 2.

Rahayuningsih, D.A., 2013. Kajian Aspek Perilaku pada Keputusan Etis Akuntan Profesional. Media Bisnis, 5(1), pp.73-80.

Suhendro, S. 2021. Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Budgetary Slack pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan Tekanan Sosial sebagai Pemoderasi. Penerbit NEM.

Supriyono, R.A. 2018. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Yuesti, A., 2017. Akuntansi Keperilakuan.

INFORMASI PUBLIKASI WEBSITE – ARTIKEL

Nomor                             :     01/CHSUMUT/V/023

Chapter:Sumatera Utara
Judul Publikasi:Pentingnya Akuntansi Perilaku (Accounting Behavioral) Terhadap Profesi Akuntansi
Tim Penyusun:Aulia Angelfith (Chapter Sumatera Utara)Susi Pianti (Chapter Kepulauan Riau)Tiara Natasya Budiman (Chapter Kepulauan Riau)Yuri Anisa (Chapter Sumatera Utara)
Editor:
Tanggal Pengajuan:11 Mei 2023

Zahir Online

Halo Sobat Gogo !

Apakah kamu sudah tahu kelas terbaru dari Jago Akuntansi?

Jago Akuntansi membuka program pelatihan sekaligus sertifikasi bidang Komputerisasi Akuntansi. Program pelatihan ini membahas software Zahir Online. Metode pembelajaran yang disampaikan yaitu berbasis online melalui zoom meeting.

Materi

  1. Pengantar Zahir
  2. Pengaturan Penggunaan Zahir
  3. Modul Data Master
  4. Modul Buku Besar
  5. Modul Penjualan
  6. Modul Pembelian
  7. Modul Kas dan Bank
  8. Modul Persediaan Barang
  9. Laporan dan E-Faktur

Fasilitas dan Keunggulan

  1. Metode pelatihan berbasis online
  2. Softcopy materi Kursus Zahir
  3. E-Certificate Kursus Zahir dari Jago Akuntansi
  4. Zahir Certified User dari PT Zahir Internasional
  5. Diskon kursus selanjutnya di Jago Akuntansi

Link pendaftaran 

Accurate Online + CAP

 

Jago Akuntansi membuka program pelatihan sekaligus sertifikasi bidang Komputerisasi Akuntansi. Program pelatihan ini membahas software Accurate Online + CAP. Adapun gelar sertifikasi yang akan didapat apabila Sobat Gogo dinyatakan “LULUS UJIAN SERTIFIKASI” yaitu gelar Certified Accurate Professional atau dikenal dengan sebutan CAP. Sebutan CAP hanya berlaku selama 3 tahun. Metode pembelajaran yang disampaikan yaitu berbasis online melalui zoom meeting. 

Materi 

  1. Pengantar Accurate
  2. Pengaturan Penggunaan Accurate
  3. Transaksi Kas dan Bank
  4. Transaksi Penjualan
  5. Transaksi Pembelian
  6. Transaksi Persediaan
  7. Transaksi Aset Tetap
  8. Laporan dan E-Faktur

Fasilitas dan Keunggulan 

  1. Metode pelatihan berbasis online
  2. Softcopy mater Kursus Accurate
  3. E-Certificate Kursus Accurate dari Jago Akuntansi
  4. Certified Accurate Professional dari UTS
  5. Diskon kursus selanjutnya di Jago Akuntansi

Link pendaftaran 

 

 

 

Peran Akuntan Menghadapi Cybersecurity Issues

 

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 210 juta jiwa. Dari jumlah ini, mayoritas pengguna mengakses internet lewat ponsel untuk membuka media sosial. Hal tersebut terungkap dalam laporan bertajuk “Profil Internet Indonesia 2022” yang dirilis oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII). Berdasarkan laporan APJII, total jumlah penduduk Indonesia diestimasikan mencapai 272,68 juta jiwa pada tahun 2021. Ini artinya, angka penetrasi internet di Indonesia pada periode 2021 hingga kuartal I-2022 ini mencapai 77,02%. Angka penetrasi internet tersebut meningkat dari awal 2019 hingga kuartal II-2020 sebelumnya yang sebesar 73,7%. Pada periode tersebut, masyarakat Indonesia yang sudah terhubung dengan internet dilaporkan mencapai 196,71 juta jiwa.

APJII mengungkapkan bahwa pengguna internet Indonesia mayoritas atau sebanyak 89,03 % mengakses internet dengan perangkat ponsel atau tablet. Sementara itu, hanya 0,73% yang mengakses lewat komputer atau laptop. Adapun pengguna yang mengakses internet melalui ponsel/tablet sekaligus komputer/laptop adalah sebanyak 10,24%. Mayoritas atau sebanyak 77,64% pengguna tercatat menggunakan mobile data dari operator seluler ketika terhubung ke internet. Sisanya, terhubung ke internet melalui koneksi WiFi rumah (20,61 %), WiFi ruang publik (0,96 persen), dan WiFi kantor/sekolah (0,61 %). Dalam laporannya, APJII juga mengungkapkan sembilan alasan utama seseorang menggunakan internet. Adapun alasan paling umum untuk mengakses internet adalah karena pengguna perlu mengakses media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, Telegram, Line, Twitter, Instagram, dan YouTube.

Delloite (2021) juga menyampaikan bahwa di tahun 2020 kejahatan cyber juga semakin meningkat. Yang mana, ditengah percepatan transformasi digital, 69% pemimpin global yang disurvei mencatat peningkatan serangan siber yang signifikan di perusahaan mereka tahun ini. Namun, terlepas dari lingkungan risiko yang tinggi, para pemimpin berencana untuk terus berinvestasi besar-besaran dalam transformasi digital dengan 94% responden chief financial officer (CFO) ingin memindahkan sistem keuangan atau ERP mereka ke cloud. Banyak dari chief information officer (CIO) dan chief information security officer (CISO) yang disurvei (41%) mengakui bahwa transformasi dan memperoleh visibilitas di seluruh ekosistem hibrida yang semakin kompleks merupakan tantangan terbesar yang mereka hadapi.

Deloitte Global menganalisis respons dari hampir 600 eksekutif tingkat C global yang memiliki visibilitas ke dalam fungsi keamanan siber organisasi mereka, dengan harapan meningkatkan komunikasi seputar penyematan siber ke dalam inti setiap bisnis, sambil memberikan wawasan tentang bagaimana organisasi dapat meningkatkan visibilitas ke dalam ekosistem teknologi yang kompleks dan menerapkan praktik terbaik untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik menghadapi masa depan dunia maya yang tidak dapat diprediksi.

Kemajuan teknologi yang semakin pesat juga diiringi dengan sistem keamanan yang semakin meningkat sebagai respon dari tindakan cybercrime yang meningkat drastis.Akibatnya pelaku cybercrime selalu lebih aktif dan cepat membuat terobosan baru terhadap sistem keamanan yang dibentuk oleh anti cybercrime atau lebih dikenal dengan keamanan siber (cybersecurity). Kondisi yang sangat menghawatirkan terjadi apabila pelaku cybercrime adalah ahli juga dalam tindakan anti cybercrime, sehingga modus baru cybercrime sulit untuk dideteksi dan dipecahkan dengan cybersecurity. Serangan cybercrime yang terus berkembang pesat tetapi cybersecurity yang stagnan merupakan masalah yang harus segera dipecahkan.Kerugian dari cybercrime sulit untuk diperkirakan dan diverifikasi sebab disamping kerugian finansial, kerugian lain akibat rusak, hilang atau bocornya data privat menyebabkan turunnya reputasi suatu perusahaan. Akibat serangan cybercrime seluruh negara di dunia terdampak, khususnya bagi negara yang masih tahap berkembang dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang ditandai dengan tingkat cybercrime yang meningkat drastis. Langkah antisipasi harus ditetapkan oleh pemerintah untuk menangkal cybercrime dimaksud dengan menetapkan dan menerapkan regulasi tentang kejahatan cybercrime dan mendorong pihak swasta untuk ikut berkontribusi dalam memerangi cybercrime dengan memperkuat cybersecurity. Terobosan lain yang dapat ditempuh untuk menekan cybercrime, dengan memberikan pendidikan etika dalam memanfaatkan teknologi informasi bagi para generasi muda atau dengan merancang cybersecurity yang handal.

Cybersecurity

Keamanan Siber (cybersecurity) adalah upaya yang dilakukan untuk melindungi sistem komputer dari berbagai ancaman atau akses ilegal. Cyber security mencakup alat, kebijakan, dan konsep keamanan yang dapat digunakan untuk melindungi aset organisasi dan pengguna. Keamanan siber dapat meminimalisir masuknya risiko ancaman ke dalam sistem komputer. Upaya perlindungan ini dilakukan pada perangkat komputasi, aplikasi, layanan, dan informasi yang dikirimkan serta disimpan di lingkungan siber. Dalam pembahasan cybersecurity kita perlu memperhatikan 3 pilar penting yang melandasinya :

1. Secure

Sebagian besar organisasi memiliki kontrol yang ditetapkan seperti perimeterpertahanan, manajemen identitas, dan data perlindungan untuk menjaga terhadap diketahui dan ancaman yang muncul. Program yang berfokus pada risiko memprioritaskan kontrol dalam area yang selaras dengan risiko bisnis teratas

2. Vigilant

Intelijen ancaman, keamanan pemantauan, dan perilaku dan risiko analisis digunakan untuk mendeteksi berbahaya atau aktivitas yang tidak sah seperti aplikasi perubahan konfigurasi atau data yang tidak biasa digerakan, dan membantu organisasi menanggapi pergeseran lanskap ancaman.

3. Resilient

Protokol respons insiden, forensik, dan kelangsungan bisnis dan rencana pemulihan bencana dimasukkan ke dalam tindakan untuk pulih secepat mungkin dan mengurangi dampak.

Accountants for Cybersecurity

Seberapa besar masalah cybersecurity bagi akuntan? Sekilas, tampaknya peretasan data secara langsung jarang terjadi. Namun, ada banyak cara lain yang dapat dilakukan akuntan untuk mengkompromikan data—peretasan data hanyalah sebagian kecil dari cerita. Ada tiga area yang menurut Cloutier harus menjadi fokus akuntan: kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan. Langkah-langkah keamanan, kata Cloutier, harus memastikan bahwa data tetap rahasia, bijaksana, dan dapat diakses.

Di dunia saat ini, keamanan dunia maya mungkin merupakan tantangan terpenting yang dihadapi akuntan. Menurut AICPA, keamanan dunia maya telah menjadi perhatian utama dewan direksi dan eksekutif banyak entitas, terlepas dari ukuran atau industri tempat mereka beroperasi (AICPA 2017). Turner (2018) menambahkan bahwa Internettelah membuat dunia menjadi lebih kecil dalam banyak hal, tetapi juga membuka kita terhadap pengaruh yang belum pernah begitu bervariasi dan begitu menantang. Secepat pertumbuhan keamanan, dunia peretasan tumbuh lebih cepat.

McKenna (2017) setuju bahwa dunia maya adalah lingkungan di mana komunikasi melalui jaringan komputer terjadi karena hampir semua orang dengan satu atau lain cara terhubung dengannya karena satu dan lain alasan seperti pemerintah, peradilan, pembuat undang-undang, militer, kantor polisi, keamanan nasional, bank, sektor transportasi, sektor kesehatan, universitas, sekolah dan pelajar. Maka dari itu,perhatian harus diberikan pada konsep keamanan dunia maya dengan berfokus pada perlindungan komputer, jaringan, program, dan data dari akses, perubahan, atau perusakan yang tidak disengaja atau tidak sah. Sehingga, profesional akuntansi terlibat dan bertanggung jawab untuk melaporkan dan menyajikan laporan hukum, dan profesional semacam itu memiliki panduan yang sangat minim dalam pelaporan keamanan dan ancaman cyber. Selama beberapa tahun terakhir, keamanan siber telah muncul sebagai salah satu tantangan risiko yang signifikan, dan organisasi yang bertahan dari serangan siber cenderung menderita kerugian finansial dan kehilangan reputasi yang parah.

Sumber :

1. Asosiasi Penyedia Jasa Internet (2022)

2. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmo/article/view/33528/22679

3.https://www.deloitte.com/global/en/about/press-room/survey-finds-rapid-increase-incyberattacks-driven-by-organizations-embrace-of-digital-transformation.html

4.Delloite(2021).https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/us/Documents/risk/usrisk-cyber-ia-urgent-call-to-action.pdf

5. https://www.ftc.gov/system/files/attachments/cybersecurity-smallbusiness/cybersecuirty_sb_factsheets_all.pdf

6.  adp.ca/-/media/Accountant/docs/Cybersecurity-Data-Security-for-Accountants.ashx

Penulis : Eva Nur Eviyana