Cost Behavior

Hallo! Hai! Selamat malam Sob, bagaimana Jum’at malam kalian? Pastinya harus semangat ya sob, gaboleh sedih2 ah sob. Daripada sedih, mending kita belajar yukyuk. Di malam yang bahagia ini, Gogo kembali hadir dengan membawakan materi yang ringan nan bermanfaat, dan kali ini Gogo akan diskusi bareng sama anak Akmen nih sob. Jadi, malam ini Gogo akan bahas tentang “Cost Behaviour”. Yaps, dari judulnya aja pasti sobat Gogo sudah punya bayangan nih tentang pembahasan malam ini, Hihi. Jadi, malam ini kita akan membahas tentang apa sih Cost Behaviour itu?.

Nah daripada penasaran, langsung aja yuk kita bahas tentang “Cost Behaviour”

Yuk Simak!!

  1. Definisi Cost Behaviour

Sebelum kita bahas tentang Cost Behaviour, sobat Gogo harus tau dulu nih mengenai apa sih yang dimaksud dengan Cost Behaviour? Terus apa saja sih yang ada di dalam Cost Behaviour itu? Nah, jadi gini sob, Cost Behaviour atau perilaku biaya itu adalah istilah umum untuk mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Biaya-biaya bereaksi pada perubahan keluaran dengan berbagai cara yang diklasifikasikan menjadi 3 aktivitas biaya  yaitu Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya Variabel (Variable Cost), dan Biaya Campuran (Mixed Cost). Jadi intinya sob, Cost Behaviour ini menjelaskan bagaimana bahwa berubah ketika jumlah output berubah.

  • Klasifikasi Cost Behaviour

Selanjutnya sob, Gogo akan membahas tentang klasifikasi cost behaviour nih sob. Dari penjelasan diatas, sobat Gogo pasti sudah tahu kan cost behaviour ini diklasifikasian menjadi 3 (tiga) yaitu Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya Variabel (Variable Cost), dan Biaya Campuran (Mixed Cost). Nah untuk lebih jelasnya simak pembahasan dibawah ini ya sob!

  1. Biaya tetap (fixed cost) adalah  Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah. lebih formalnya biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentan yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Contohnya sewa gedung, premi asuransi, pembayaran pinjaman, dll.
  2. Biaya variabel (variables cost) adalah biaya yg dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara proporsional terhadap perubahan keluaran. Jadi, biaya variabel naik ketika output naik dan akan turun ketika output turun. Contohnya : biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
  3. Biaya campuran (mixed cost) adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel atau biaya campuran adalah sejumlah biaya yang sampai jumlah tertentu adalah biaya tetap sedangkan selebihnya adalah biaya variabel. Contohnya : biaya pemeliharaan rutin kendaraan seperti ganti ban, ganti oli adalah biaya tetap sedangkan biaya yg terjadi karena musibah seperti tabrakan, penyok dst disebut biaya variabel.
  • Peranan model penggunaan sumber daya dalam memahami perilaku biaya.

Biaya-biaya jangka pendek kerap tidak cukup untuk menggambarkan seluruh biaya yang dibutuhkan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan mendukung suatu produk. Perilaku biaya jangka panjang dan jangka endek berhubungan dengan aktivitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya. Kapasitas adalah kemampuan aktual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Jadi dalam pembahasan mengenai kapasitas suatu aktivitas, hal yang dideskripsikan adalah jumlah aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan. Banyaknya aktivitas yang diperlukan bergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Biasanya, dapat diasumsikan bahwa kapasitas yang diperlukan berhubungan dengan tingkat di mana aktivitas dikerjakan secara efisien. Tingkat efisien kinerja aktivitas disebut kapasitas praktis (practical capacity). Hal ini terkadang terdapat kelebihan aktivitas.

  1. Sumber Daya Fleksibel

Sumber daya fleksibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan. Sumber daya ini diperoleh dari pihak luar dan tidak membutuhkan komitmen jangka panjag untuk membeli sejumlah seumber daya tertentu. Jadi, organisasi bebas membeli hanya sebatas jumlah yang dibutuhkan. Dengan demikian, jumlah sumber daya yang dipasok sama dengan jumlah yang diminta. Contohnya: bahan baku dan energy.

  • Sumber Daya Terikat

Sumber daya terikat adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunan ; mereka didapat dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implisit unutk memperoleh sejumlah sumber daya tertentu, tanpa memandang apakah jumlah sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak. Sumber daya terikat dapat memiliki kapasitas yang tidak terpakai karena kapasitas yang tersedia lebih banyak daripada yang digunakan. Contohnya : banyak organisasi memperoleh berbagai kapasitas pelayanan multiperiode dengan membayar tunai dimuka atau membuat kontrak eksplisit yang memerlukan pembayaran tunai secara periodik. Contoh lainnya yaitu pembebanan tahunan yang  berhubungan dengan kategori multiperiode tidak bergantung pada penggunaan actual sumber daya. Pembebanan-pembebanan tersebut didefinisikan sebagai biaya tetap terikat (committed fixed cost) dan menyediakan kapasitas aktivitas jangka panjang.

  • Metode untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel

Metode yang digunakan untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel terdiri dari 3 metode yaitu :

  •     Metode titik tinggi-rendah (high-low method) adalah suatu metode untuk menentukan persamaaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tertinggi dan terendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter perpotongan dan kemiringan. Titik tertinggi didefinisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik terendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah. Kemudian kedua titik digunakan untuk menghitung titik potong dan kemiringan garis dari kedua titik tersebut. Metode ini bersifat obyektif dan sederhana. Akan tetapi, hubungan tersebut akan salah diperkirakan jika titik tertinggi dan terendah tidak mewakili hubungan biaya yang sebenarnya.
  •     Metode scatterplot menyangkut pemeriksaan grafik scatter (suatu plot yang menunjukkan jumlah biaya campuran pada berbagai tingkat aktivitas yang berbeda) dan pemilihan dua titik yang tampaknya terbaik untuk mewakili hubungan antara biaya dengan aktivitas. Karena kedua titik tersebut menentukan suatu garis, kedua titik yang terpilih tersebut dapat digunakan untuk menentukan titik potong dan kemiringan garis dari kedua titik tersebut. Titik potong tersebut memberikan perkiraan komponen biaya tetap dan kemiringan memberikan estimasi biaya variabel per unit aktivitas. Metode scatterplot adalah suatu cara yang baik untuk mengidentifikasikan nonlinearitas, outlier, dan pergeseran dalam hubungan biaya. Kelemahannya terletak pada subyektifitasnya.
  •     Metode kuadrat terkecil menggunakan semua titik data (kecuali outlier) pada grafik scatter dan menghasilkan suatu garis yang paling sesuai dengan semua titik. Garis yang paling sesuai adalah garis yang terdekat dengan semua titik yang diukur melalui penjumlahan kuadrat deviasi titik-titik tersebut dari garis. Metode ini menghasilkan garis yang paling sesuai dengan titik-titik data sehingga lebih direkomendasikan daripada metode titik tinngi-rendah dan scatterplot.

Contoh Kasus:

Sobat Gogo mengelola sebuah restoran padang yang bernama “GOGO”. Awalnya sobat Gogo hanya menyewa ruko di daerah Jakarta, dengan sewa Rp 120,000,000 per tahun, lalu sobat Gogo mempekerjakan 5 pegawai tetap dengan total gaji Rp 15,000,000 per bulan dan 2 pegawai tak tetap dengan upah Rp 3,000,000 per bulan. Pada bulan Desember ada sekitar 500 orang yang makan di resto GOGO. Keefektifan promosi dan pemasaran menunjukan bahwa jumlah pelanggan restoran mengalami pertumbuhan sekitar 15% (= 500×15% = 75 orang) setiap bulannya. Artinya apa? Artinya akan ada peningkatan “PENJUALAN” (revenue), tetapi peningkatan revenue saja, tidaklah cukup, yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah peningkatan LABA. Apakah laba akan meningkat? Jawabannya: MUNGKIN. Karena,

LABA = REVENUE – BIAYA

Faktanya, peningkatan jumlah pelanggan sekitar 75 orang ini masih harus anda antisipasi dengan cara meningkatkan kapasitas yang memadai, minimal:

  1. Menambah jumlah produksi nasi
  2. Menambah jumlah produksi rendang
  3. Menambah jumlah produksi ayam bakar
  4. Menambah jumlah produksi perkedel

Penambahan jumlah produksi nasi, rendang, ayam bakar dan perkedel, tentu akan membuat “volume aktivitas” meningkat.

Nah, pertanyaannya utamanya: Bagaimana cost yang selama ini telah terjadi akan BERUBAH, sebagai respon atas perubahan volume aktivitas ini?

Lalu ada pertayaan-pertanyaan lainnya, diantaranya:

  • Biaya apa saja yang akan meningkat?
  • Berapa peningkatannya?
  • Biaya apa saja yang akan tetap?

“Perubahan cost” yang disandingkan dengan “perubahan penjualan (revenue)” akan menghasilkan perubahan “tingkat laba” (profitabilitas). Tanpa mengetahui perubahan biaya, pengelola usaha tidak akan tahu apakah perubahan aktivitas usaha “layak/tak layak” untuk dilakukan atau tidak. Jika layak, maka diteruskan. Jika tidak, mungkin perusahaan perlu mengubah strategi bisnis.

Nah cukup disini dulu sob pembahasan Gogo malam ini. Jangan lupa yaa untuk terus aktif belajar dan update pengetahuannya. Bulan depan kita akan bertemu lagi tentunya dengan bahasan yang berbeda dan tidak kalah menarik dengan hari ini. Gogo pamit yah sob.

Keep learning, sharing, and inspiring!

Sumber :

http://www.academia.edu/12102361/AKUNTANSI_MANAJEMEN_ACTIVITY_COST_BEHAVIOUR

http://verapipinw.blogspot.com/2013/12/managerial-accountinghansen.html