Kabar Munas V

Kabar Munas V

Komunitas @JagoAkuntansi Indonesia kembali menggelar acara akbar Musyawarah Nasional (Munas) yang ke-5. Acara yang mengusung tema “Upgrade Professional Accounting Ability to Support Sustainable Development Goals in 2030” dilaksanakan di Hotel Sahid, Bandar Lampung. Munas tahun ini cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena merupakan pertama kalinya dilaksanakan di luar Pulau Jawa. Acara yang dilaksanakan dari tanggal 7-10 September 2017 dihadiri oleh para mahasiswa dan para akuntan muda baik dari internal KJAI maupun peserta umum dari berbagai daerah, diantaranya Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan, dan Bali.

Para peserta sangat antusias untuk mengikuti Munas 5 KJAI tahun ini. Terlihat oleh banyaknya peserta yang turut hadir dalam mengikuti acara tahunan yang telah dipersiapkan oleh jajaran panitia dari Chapter Lampung. Acara diawali dengan Welcoming Party dengan sambutan yang dilakukan oleh Robert Trisnayandi selaku Ketua Pelaksana, Dewi Yulyana Hendryani selaku Koordinator Chapter, dan Ni Putu Maitri Nara Suari selaku Ketua Umum KJAI periode 2016/2017. Welcoming Party merupakan acara pembukaan Munas yang selalu menjadi agenda rutin dalam Munas setiap tahunnya. Acara ini dibuka dengan ditandai pemukulan gong yang dilakukan oleh Ketua Umum KJAI Periode 2016/2017. Selain itu, pemukulan gong merupakan sebagai simbolis bahwa Munas 5 KJAI resmi dibuka.

Acara dilanjutkan dengan seminar tentang SAK EMKM. Ibu Ersa Tri Wahyuni, SE., M.Acc., PhD., CA., CPA., CPSAK selaku Anggota DSAK IAI dan juga sebagai pemateri seminar tentang SAK EMKM menjelaskan tentang perbandingan antara SAK ETAP dan SAK EMKM. Beliau juga menjelaskan bahwa SAK EMKM dikeluarkan pada tanggal 26 Oktober 2014 dan akan diberlakukan pada tangaal 1 Januari 2018. Kriteria dari pengguna SAK EMKM itu sendiri harus memenuhi kriteria UMKM sesuai dengan UU No. 20/2008 tentang UMKM. Kriteria UMKM sesuai UU No. 20/2008 yaitu;

  1. Bukan anak perusahaan/cabang perusahaan yang dimiliki/dikuasai/menjadi bagian, secara langsung atau tidak langusng (pasal 1).
  2. Rentang kuantitatif tertentu: kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) atau hasil penjualana tahunan (pasal 6).
  3. Tidak memiliki atau menguasai UMKM mitra usahanya (pasal 35).

Pada acara tersebut, para peserta sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan dan mereka tidak membuang kesempatan untuk bertanya dan mengupas tuntas tentang SAK EMKM. Selain itu, bagi penanya terbaikpun mendapatkan hadiah berupa buku SAK EMKM yang telah disiapkan oleh Ibu Ersa.

Setelah acara Seminar SAK EMKM selesai, Para peserta diberikan waktu untuk beristirahat dan berkumpul kembali pada pukul 19.00 di Aula Hotel Sahid untuk mengikuti acara Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh panitia regenerasi guna melakukan pengkaderan untuk pengurus periode 2017/2018. Pada acara ini, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan kemudian  diberikan beberapa kasus dan tema yang berbeda pada setiap kelompoknya, lalu masing-masing kelompok diberi waktu untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing.  Pada acara ini semua peserta di FGD diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing.  Jadi, setiap kelompok harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar semua anggota dapat mengutarakan pendapatnya. Acara FGD pun berlangsung dari pukul 19.00 s.d 22.00. Setelah acara FGD selesai, para peserta memasukin kamar masing-masing yang sudah disediakan oleh pantia dan beristirahat karena keesokan harinya masih ada agenda lain dalam Munas 5 KJAI.

Pada hari kedua, acara diawali dengan Seminar Akuntansi Desa oleh Bapak Dr. Nurdiono, SE., MM., Akt., CPA., CSRS selaku Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Lampung dan juga sekaligus sebagai pemateri dalam Seminar Akuntansi Desa. Pemateri menjelaskan bahwa desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penjelasan terkait desa juga berlanjut hingga road map pengalokasian dana desa yang saat ini mencapai Rp 1 Miliar tiap desa di tahun 2017. Pemateri mengajak mahasiswa(i) dan akuntan muda untuk mengawasi penggunaan dana desa, bahkan terjun langsung ke masing-masing desa untuk membantu pembangunan desa.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan talkshow profesi tentang “Peran Akuntan Pendidik dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030” dengan pembicara yaitu Prof. Dr. Lindrianasari selaku dosen Universitas Lampung yang telah banyak membagikan tips dan juga trik untuk dapat terus melakukan penelitian. Beliau berkata “Jangan pesimis menjadi seorang akuntan, jika kalian merasa tersesat, maka kalian tersesat dijalan yang benar.” Kalimat tersebut mampu menjadi motivasi bagi para peserta.  Selain Ibu Lindrianasari, talkshow  “Peran Profesi Akuntan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030” di isi oleh Ibu Elly Zarni Husin (Direktur Eksekutif IAI) dan Bapak Denny Poerhardianto (Head of ICAEW Indonesia) yang mampu memberikan suntikan semangat bagi para akuntan muda dan calon akuntan sehingga kecintaan terhadap profesi akuntan dapat tumbuh. Peserta memberikan respon yang sangat positif dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Di sela-sela sesi tanya jawab, Ibu Elly mengeluarkan pernyataan menarik yakni “Akuntan telah menyelamatkan lebih banyak nyawa dibanding dokter”. Talkshow yang dilaksanakan semakin asik dengan dimoderatori oleh Akmal Adrianza yang merupakan Wakil Ketua Bidang Akademik KJAI periode 2016/2017

 

 

 

Selepas acara sharing profesi, acara dilanjutkan dengan ujian beasiswa CA. Acara ini tentu menjadi suatu kehormatan bagi KJAI karena dipercaya oleh IAI dan ICAEW untuk bekerjasama mengadakan ujian beasiswa CA. Ujian ini diikuti oleh peserta yang sudah lebih dulu mendaftarkan diri dengan mengisi formulir yang telah disiapkan oleh panitia MUNAS. Sebagian peserta MUNAS V mengikuti ujian beasiswa CA dengan tertib dan semuanya memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan.

Pada malam hari acara diisi oleh Alvin Adrian, Furi Windari, dan   Aprilia Shinta, mahasiswa MBA Finance di University of Maryland USA yang disampaikannya melalui voice call. Acara ini dipandu oleh Maitri Nara Suari, Ketua Umum KJAI periode 2016/2017, untuk melakukan sharing tentang pendidikan dan juga pekerjaan dari masing-masing pembicara. Alvin Adrian merupakan mahasiswa dengan segudang prestasi dan juga Furi Windari, gadis muda yang telah menyelesaikan pendidikan S2 nya dan merupakan auditor sekaligus dosen di Sumatera Utara.

Pada hari ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan Grand Design, pemilihan Ketua Umum KJAI, Wisuda Angkatan 3, dan Pelantikan Pengurus Periode 2017/2018. Pada hari ke tiga, sudah tidak ada lagi acara Seminar dan Sharing terkait dunia akuntansi seperti hari-hari sebelumnya, melainkan acara ini diisi dan diikuti khusus internal KJAI itu sendiri. Acara Grand Design dipimpin oleh Kak Fadly Alwahdy selaku Founder KJAI. Kak Fadly juga menjelaskan bagaimana sejarah KJAI bisa berdiri hingga saat ini. KJAI lahir dari sebuah akun twitter yang bernama @JagoAkuntansi pada tanggal 26 Desember 2012. Dari situlah asal-muasal sejarah KJAI berdiri. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan hingga KJAI kini telah menjadi komunitas akuntan muda terbesar di Indonesia. Jika dilihat dari jumlah KJAI, dari total angkatan satu yang berjumlah 30 mahasiswa dan praktisi muda, hingga kini telah merekrut lebih dari 1000 anggota yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Prestasi yang sangat baik karena dalam lima tahun terakhir.

Setelah memaparkan bagaimana sejarah KJAI bisa berdiri, Kak Fadly menjelaskan tentang struktur organisasi dalam KJAI. Pada awal berdiri KJAI hingga akhir kepengurusan periode 2016/2017, KJAI dipimpin oleh seorang Direktur dan tiga Wakil Direktur.  Banyak perubahan-perubahan istilah yang diberikan untuk kepengurusan KJAI periode 2017/2018, mengingat bahwa kini KJAI telah memiliki badan hukum yang cukup kuat, yakni Yayasan Pendidikan Jago Akuntansi Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sebutan Direktur dan Wakil Direktur diganti dengan sebutan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum.

Setelah pemaparan Grand Design selesai, pemilihan Ketua Umum pun dilaksanakan. Dua belas bakal calon Ketua Umum telah mengikuti beberapa tahapan seleksi yang sudah dilakukan oleh Panitia Pemilihan Ketua Umum KJAI. Dari dua belas calon Ketua Umum tersebut, dikerucutkan menjadi lima Calon Ketua Umum KJAI, diantaranya Malinda Sembiring, Anis Yuliana, Astuti Nerlisa, Akmal Adrianza dan A. Mud. Fadhil Wiguna. Kemudian, dari lima bakal calon tersebut dikerucutkan kembali menjadi tiga. Masing-masing dari mereka adalah A. Mud. Fadhil Wiguna sebagai calon nomor urut satu, Astuti Nerlisa sebagai calon nomor urut dua, dan Akmal Adrianza sebagai calon nomor urut tiga. Kemudian, mereka menyampaikan visi dan misi serta program kerja yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan. Setelah pemaparan visi dan misi serta program kerja, para kandidat calon Ketua Umum KJAI mendapatkan banyak pertanyaan baik dari Ketua Umum KJAI periode 2016/2017, Dewan Alumni, Dewan Pembina, serta para peserta yang merupakan anggota dan pengurus KJAI yang hadir di MUNAS V. Ketiganya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, sangat berat dalam menentukan pilihan. Setelah dirasa cukup, sesi tanya jawab pemilihan pun dilakukan oleh peserta yang berada di dalam ruangan. Tahapan awal pemilihan dilakukan dengan menganalisis kelemahan dan kelebihan dari masing-masing calon. Berikutnya, dilakukan musyawarah mufakat untuk menentukan Ketua Umum periode 2017/2018. Namun, karena tidak menemukan kata mufakat sehingga voting terbuka menjadi babak akhir dalam pemilihan Ketua Umum dan terpilihlah A.Muh.Fadhil Wiguna sebagai Ketua Umum Periode 2017/2018.

Setelah pemilihan Ketua Umum dilakukan, acara dilanjutkan dengan prosesi wisuda angkatan 3 serta pelantikan Ketua Umum dan Pengurus KJAI Periode 2017/2018.  Wisuda diikuti oleh 8 orang yang hadir dan berasal dari angkatan 3, diantaranya Faradina A. Pratiwi, Akmal Adrianza, A.Muh.Fadhil Wiguna, Khairurrijal Ibrahim, Malinda Sembiring, Astuti Nerlisa Tambunan, Hatma Wigati, dan Anis Yuliana. Para wisudawan dan wisudawati yang telah purna jabatan menjadi bagian dari Dewan Alumni KJAI. Setelah wisuda angkatan 3, dilakukan pelantikan Ketua Umum terpilih yaitu A.Muh.Fadhil Wiguna. Sementara Ketua Umum KJAI Periode 2016/2017 yaitu Kak Maitri Nara Suari diangkat menjadi Dewan Pembina KJAI.

Selanjutnya, Ketua Umum KJAI terpilih mengumumkan 3 (tiga) nama yang menjadi Wakil Ketua Umum di periode 2017/2018. Terpilihlah tiga nama yang menjadi Wakil Ketua yakni Alvin Andrian (Wakil Ketua Bidang Akademik), Han Fajri Kautsar (Wakil Ketua Bidang Operasional), dan Uki Budi Wijaya (Wakil Ketua Bidang Sumber Daya dan Strategik). Ketua Umum juga mengumumkan nama jajaran pengurus baik Korchap (Koordinator Chapter), Kepala Biro, Kepala Program Studi, Kepala Seksi hingga Staff yang kemudian dilantik dengan pengucapan janji pengurus sebagai bentuk komitmen pengurus dalam menjalankan tugas selama setahun kedepan.

Pada malam hari, acara dilanjutkan dengan Batik’s Night yang diawali dengan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS). RAKERNAS merupakan tahapan awal bagi para pengurus untuk memulai kepengurusan dengan merancang kegiatan maupun program kerja selama satu tahun kedepan.  Program kerja disampaikan oleh masing-masing Direktorat, baik Direktorat Utama, Direktorat Akademik, Direktorat Sumber Daya Strategik, dan Direktorat Operasional. Setelah RAKERNAS selesai, acara selanjutnya yaitu penampilan dari masing-masing Chapter. Masing-masing Chapter menampilkan sesuai dengan persiapan yang dilakukan diantaranya bernyanyi, menari, dan berpantun. Acara malam hari ini mampu menarik semua peserta untuk dapat bersenang-senang bersama guna menumbuhkan rasa kebersamaan para anggota.

Hari keempat merupakan hari terakhir acara MUNAS 5 KJAI yang diakhiri dengan kegiatan outbond. Outbond dilakukan dengan tujuan untuk menyatukan dan menjalin keakraban para peserta sebelum kembali ke daerah masing-masing. Setelah itu, foto bersama pun dilakukan guna mengambil momen langka yang hanya terjadi satu tahun sekali. Sebelum Acara ditutup para peserta berkumpul di Aula Hotel Sahid untuk menentukan tuan rumah MUNAS tahun depan yang dipimpin oleh Ketua Umum KJAI terpilih Periode 2017/2018, yaitu kak Fadhil Wiguna. Berdasarkan hasil kesepakatan bersama, tuan rumah Musyawaran Nasional ke VI ditetapkan di Kota Palembang.

Sekian kabar dari Musyawarah Naisonal KJAI yang ke V, menarik bukan? Buat sobat KJAI yang belum mengikuti Munas, jangan khawatir karena tahun depan akan dilaksanakan kembali. Sampai jumpa di Sumatera Selatan ya sob!

 

Learning, Sharing, and Inspiring.