Program Pensiun Part 2
Peran Aktuaris dalam Akuntansi Pensiun
Karena permasalahan yang hubungan dengan program pensiun melibatkan pertimbangan aktuarial yang rumit, maka para aktuaris ditugaskan untuk memastikan bahwa program tersebut sudah tepat bagi kelompok karyawan yang tercakup. Aktuaris adalah orang yang dilatih melalui suatu program sertifikasi yang panjang dan berat untuk menaksir probabilitas peristiwa dimasa depan serta dampak keuangannya.
Para aktuaris bertugas membuat prediksi (disebut asumsi akturial) mengenai angka kematian atau mortalitas, perputaran karyawan, suku bunga dan pendapatan frekuensi pensiun dini, gaji masa depan dan setiap faktor lainnya yang diperlukan untuk mengoperasikan program pensiun.
Akuntansi Untuk Pensiun
Alternatif Ukuran Kewajiban
Sebagian besar akuntan setuju bahwa kewajiban pensiun (pensiun obligation) pemberi kerja adalah kewajiban kompensasi yang ditangguhkan kepada para karyawannya atas jasa-jasa mereka menurut persyaratan dalam program pensiun tetapi ada cara alternative untuk mengukur kewajiban tersebut. Tunjangan terjamin (vested benefit) adalah tunjangan yang berhak diterima karyawan sekalipun karyawan tersebut tidak memberikan jasa tambahan dalam program.
Kewajiban tunjangan terjamin (vested benefit obligation) dihitung dengan gaji yang sekarang berlaku dan hanya mencakup tunjangan yang dijamin. Ukuran kewajiban kedua mendasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan itu pada seluruh tahun masa kerja yang dijalani karyawan setelah mengikuti program baik yang terjamin mengikuti maupun yang tidak terjamin dengan menggunakan tingkat gaji yang sekarang berlaku. Ukuran kewajiban pensiun ini disebut akumulasi kewajiban tunjangan.
Ukuran ketiga berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan atas masa kerja terjamin maupun tidak terjamin dengan menggunakan gaji masa depan. Ukuran kewajiban pensiun ini disebut proyeksi kewajiban tunjangan. Pendekatan mana yang biasa dipakai dalam profesi akuntan? Umumnya profesi akuntan menggunakan proyeksi kewajiban tunjangan, yaitu nilai sekarang tunjangan yang terjamin dan yang tidak terjamin diakrualkan sampai tanggal ini berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan.
Komponen Beban Pensiun
Ada kesepakatan umum bahwa biaya pensiun harus dipertanggungjawabkan dengan dasar akrual. Profesi akuntan menyadari bahwa akuntansi untuk program pensiun membutuhkan pengukuran biaya dan pengidentifikasian biaya itu dalam periode waktu yang tepat. Akan tetapi, penentuan biaya pension ini sangat rumit karena merupakan fungsi dari komponen- komponen berikut ini:
1. Biaya Jasa
Biaya jasa merupakan beban yang disebabkan oleh kenaikan hutang tunjangan pensiun (proyeksi kewajiban tunjangan) kepada karyawan atas jasa yang mereka berikan selama tahun berjalan. Aktuaris menghitung biaya jasa (service cost), sebagai nilai sekarang tunjangan baru yang diperoleh karyawan selama tahun berjalan.
2. Bunga atas kewajiban
Karena pensiun adalah perjanjian kompensasi yang ditangguhkan, maka terdapat faktor nilai waktu dari uang. Akibatnya, pensiun dicatat atas dasar setelah didiskontonkan. Beban bunga akrual setiap tahun atas proyeksi kewajiban tunjangan terjadi tepat seperti pada beban bunga atas setiap hutang yang didiskontokan. Akuntan menerima bantuan dari aktuaris dalam memilih suku bunga, yang dikenal sebagai suku bunga penyelesaian (settlement rate).
3. Pengembalian Aktual atas Aktiva Program
Pengembalian (return) yang dihasilkan oleh akumulasi asset dana pensiun selama tahun tertentu adalah relevan dengan pengukuran biaya bersih bagi pemberi kerja yang mensponsori program pensiun karyawan. Oleh karena itu, beban pensiun tahunan harus disesuaikan untuk memperhitungkan bunga dan dividen yang terakumulasi dalam dana juga kenaikan serta penurunan nilai pasar asset dana itu.
Sumber:
Ikatan Akuntan Indonesia. 1994.PSAK No.24 Standar Akuntansi Keuangan: Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun. Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia. 1994.PSAK No. 24 Standar Akuntansi Keuangan:Imbalan Kerja.Jakarta: Salemba Empat
Komentar Terbaru